Perjalanan waktu mengantar kita ke penghujung tahun 2007 dan menyongsong tahun 2008. Kenapa pergantian tahun begitu istimewa bagi banyak orang padahal bagiku hanya sebuah simbol pertukaran waktu yang tak lebih dari sekedar penamaan, penanda waktu belaka. Tak semestinya ada pesta karena pesta adalah seremonial atas sebuah kemenangan lalu benarkah pergantian tahun adalah kemenangan? Apakah tahun yang berlalu telah berhasil kita taklukkan dengan kesuksesan gemilang dan perubahan diri ke arah yang lebih baik?
Terlepas dari semua itu, masing-masing diri berhak untuk melakukan apa saja atas dasar HAM. Aku lebih memilih untuk merefleksi diri atas apa yang terjadi dalam perjalan hidupku setahun terakhir, di tahun 2007.
Jika sebagian orang berpesta menyambut tahun 2008, maka aku justru sebaliknya karena berbagai peristiwa di tahun 2007 cukup membuatku tertunduk lesu. Aku tidak menjadi lebih baik tetapi stagnan kalau tidak ingin dikatakan mengalami kemunduran. Tahun 2007 kujalani dengan musibah dan kesengsaraan yang akan membekas sepanjang hidupku.
Peristiwa terburuk aku alami tanggal 16 September 2007 (sehari sebelum aku ulang tahun), dimana aku harus kehilangan beberapa ruas jari kiri akibat kecelakaan yang membuat jariku harus aku ikhlaskan untuk diamputasi dan sebagian lainnya tidak kembali normal. Menjadikan aku harus menyandang gelar cacat seumur hidup. Kecelakaan yang tak semestinya terjadi akibat ulah dan campur tangan manusia yang mungkin tak pantas dianugerahi pengorbanan sebesar itu. Tetapi aku sadar bahwa inilah takdir yang harus kujalani, meski pahit namun harus tetap aku telan sebagai sebuah konsekuensi pilihan hidup.
Hari-hari setelah kecelakaan itu mungkin adalah hari-hari yang paling menyiksa dan menyesakkan. Luka bekas operasinya belum sembuh hingga kini yang membuatku tidak lancar menjalankan aktivitas terutama jika berinteraksi dengan keyboard. Ternyata derita itu belum cukup karena kekejaman terus mendatangiku yang kadang membuat aku menggerutu dan ingin melumat habis pemerannya tapi aku tak mampu melakukannya. Harga diri yang selama ini kupegang teguh dan kujaga telah terinjak tercampakkan ke dasar yang paling hina. Harga diriku telah tergadai yang entah dengan apa menebusnya sehingga aku bisa memilikinya kembali. Kedamaian telah menjadi milik orang lain yang tak mampu aku temukan lagi, merebut malam-malamku yang seharusnya indah dengan mimpi-mimpi, mengembalikan tubuhku menjadi tengkorak berjalan. Aku sebut itu kekejaman dan kebodohanku tak bisa lepas dan keluar dari masalah itu.
Aku akan menyeberang ke tahun 2008 dengan segudang persoalan yang tidak mampu aku tuntaskan di tahun 2007. Walau dengan sisa kekuatan yang ada aku akan berusaha bangkit berdiri dan belajar berjalan tegak kembali, memunguti harga diri yang terberai yang mungkin tak akan utuh lagi atau aku harus menebusnya dengan harga yang sangat mahal agar semuanya kembali.
Selamat datang tahun 2008. Coba perlihatkan lagi kecongkakanmu sebagai bagian dari waktu yang terlalu sombong seakan penentu segalanya. Waktu, andai kau tau betapa aku dendam padamu...!!!, atas apa yang telah kau buktikan dalam perjalanan hidupku.
Selamat Ulang Tahun yang pertama Blacky kekasihku. Kau juga tidak lebih baik karena kaulah yang membuatku cacat seperti ini, tetapi minimal kamu mampu sedikit mengerti keinginanku.
No comments:
Post a Comment