Berjalan tanpa keyakinan akan tujuan adalah sebuah kesalahan. Namun berpijak pada sebuah keyakinan yang salah adalah sebuah kebodohan dan kesia-siaan. Keyakinan adalah mutlak menjadi milik kita, dan bukan sebuah keyakinan jika itu diperoleh dari sebuah proses doktrinasi apalagi intimidasi, terkecuali melalui sebuah pengkajian mendalam sehingga ditemukan sebuah keyakinan absolut yang kita yakini sebagai sebuah kebenaran yang tentunya absolut pula.
Berbicara tentang keyakinan, sangat dekat dengan agama yang kita pilih sebagai jalan hidup. Namun apakah kita memilih?. Belum tentu... Padahal hidup adalah sebuah pilihan sadar.
Tak bisa dipungkiri bahwa banyak diantara kita memeluk agama "warisan" orang tua, tanpa diberi kesempatan untuk memilih. Saya adalah pemeluk Islam, dan kurang lebih itulah yang terjadi dalam hidupku. Aku sadar, keislamanku adalah warisan orangtuaku dan hingga kini aku belum menemukan arti keyakinan yang sesungguhnya.
TIdak asing di telinga kita istilah "Islam KTP" yang berarti orang islam tapi tidak menjalankan syari'ah. Sangat wajar, karena keyakinan itu tidak tumbuh dalam jiwa. Coba tengok kehidupan para Muallaf yang getol menjalankan syari'ah. Sangat wajar, karena keyakinannya tumbuh dengan subur dan memaknai arti keyakinan dan kebenaran absolut yang diperoleh bukan tanpa sebab, tapi melalui pengkajian yang mendalam.
Apakah kita telah mengkaji keyakinan kita?. Haruskah "Islam KTP" kan terus melekat dalam diri?. Maka temukanlah arti keyakinan yang absolut itu, maka semoga kan kau temukan kebenaran yang absolut.
Persembahan untuk "diri" yang telah jauh dari jalan Tuhan, dan ingin menarik diri kembali ke Pelukan-Nya. Semoga.