Monday, December 31, 2007

About Me

Terlahir pada hari Kamis, 17 September 1981 sebagai anak sulung dari dua bersaudara di Bontosuka, Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan di sebuah gubuk kecil yang terletak di tengah kebun.

Sejak kecil belajar mengaji dari Ayahanda tercinta yang juga mengajar anak-anak lain bahkan sebelum aku lahir sudah jadi guru mengaji dan sampai sekarang masih membaktikan diri mengajarkan anak-anak untuk tidak buta Al-Qur’an. Sebuah kebanggan tersendiri dari sosok Ayahku yang jumlah muridnya sudah tak terhitung jumlahnya dari berbagai generasi.

Aku tidak sempat menikmati cerianya masa TK tetapi langsung masuk Sekolah Dasar pada tahun 1988 di SD Negeri 68 Tibona. Pada tahun 1994 melanjutkan ke SLTP Negeri Batuasang (Sekarang SMP Negeri 2 Herlang), dan pada tahun 1997 melanjutkan ke SMU Negeri 1 Herolangelange (sekarang SMA Negeri 1 Herlang) dan selesai pada tahun 2000. Pada tahun 1998, tepatnya saat duduk di kelas II SMA, mendapatkan kepercayaan untuk memimpin OSIS SMU Negeri 1 Herolangelange.

Tahun 2000 mencoba mengadu nasib ke Kota Makassar mengikuti Seleksi Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN: sekarang SPMB) dan diterima di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) mendalami Program Studi Pendidikan Fisika yang diperuntukkan menjadi tenaga pendidik (Guru).

Selama mahasiswa berusaha terjun ke organisasi kemahasiswaan untuk berusaha memperkaya khasanah berpikir. Berikut sekelumit organisasi kemahasiswaan intra dan ekstra kampus yang pernah aku geluti:
  1. Pengurus Generasi Muda Peduli Pariwisata (GEMPAR) tahun 2001
  2. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejak tahun 2002
  3. Koordinator Badan Legislatif Forum Komunikasi Mahasiswa Herlang (FKMH) periode 2002/2003
  4. Pengurus Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) Fakultas MIPA UNM Periode 2002/2003
  5. Presiden Perhimpunan Mahasiswa Pemerhati Negara (PRIHATIN) Konsulat Jenderal Sulawesi Selatan Periode 2002/2003
  6. Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) Fakultas MIPA UNM Periode 2003/2004
  7. Pengurus Dewan Majelis Syuro Organisasi Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) Fakultas MIPA UNM Periode 2004/2005
  8. Staf Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas MIPA UNM Periode 2004/2005
  9. Ketua Umum Ikatan Pelajar dan Mahasiswa (IPMAH) Bulukumba Komisariat Herlang Periode 2004/2006.
    Menyelesaikan kuliah Strata Satu dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada tahun 2005 tepatnya pada tanggal 25 Agustus 2005.

    Masih pada tahun yang sama tepatnya pada bulan November 2005 mulai menjejakkan kaki ke dunia kerja di Sistem Sekolah Cerdas Indonesia (SSCI) pada salah satu cabangnya yang bernama Makassar Cyber Education Center (MCEC), dan pada bulan Juni 2006 dipindahtugaskan ke cabangnya yang lain yaitu di Parepare Cyber Education Center (PCEC).

    Pemindahan ini lebih karena pada bulan Juni 2006 itu saya di terima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Parepare sebagai tenaga pendidik alias guru mata pelajaran Fisika (Sesuai spesifikasi kesarjanaanku).
    Kota Parepare tempatku bekerja sekarang terpisah jarak kurang lebih 500 km dari tempat kelahiranku Bulukumba dan berjarak sekitar 150 km dari kota Makassar. Entah sampai kapan aku akan berada di kota ini karena jauh di lubuk hatiku ingin kembali mengabdi di tempat kelahiranku, dekat dengan keluarga.

    Sunday, December 30, 2007

    Selamat Datang 2008, Selamat Tinggal 2007 (Kelam)

    Perjalanan waktu mengantar kita ke penghujung tahun 2007 dan menyongsong tahun 2008. Kenapa pergantian tahun begitu istimewa bagi banyak orang padahal bagiku hanya sebuah simbol pertukaran waktu yang tak lebih dari sekedar penamaan, penanda waktu belaka. Tak semestinya ada pesta karena pesta adalah seremonial atas sebuah kemenangan lalu benarkah pergantian tahun adalah kemenangan? Apakah tahun yang berlalu telah berhasil kita taklukkan dengan kesuksesan gemilang dan perubahan diri ke arah yang lebih baik?

    Terlepas dari semua itu, masing-masing diri berhak untuk melakukan apa saja atas dasar HAM. Aku lebih memilih untuk merefleksi diri atas apa yang terjadi dalam perjalan hidupku setahun terakhir, di tahun 2007.

    Jika sebagian orang berpesta menyambut tahun 2008, maka aku justru sebaliknya karena berbagai peristiwa di tahun 2007 cukup membuatku tertunduk lesu. Aku tidak menjadi lebih baik tetapi stagnan kalau tidak ingin dikatakan mengalami kemunduran. Tahun 2007 kujalani dengan musibah dan kesengsaraan yang akan membekas sepanjang hidupku.

    Peristiwa terburuk aku alami tanggal 16 September 2007 (sehari sebelum aku ulang tahun), dimana aku harus kehilangan beberapa ruas jari kiri akibat kecelakaan yang membuat jariku harus aku ikhlaskan untuk diamputasi dan sebagian lainnya tidak kembali normal. Menjadikan aku harus menyandang gelar cacat seumur hidup. Kecelakaan yang tak semestinya terjadi akibat ulah dan campur tangan manusia yang mungkin tak pantas dianugerahi pengorbanan sebesar itu. Tetapi aku sadar bahwa inilah takdir yang harus kujalani, meski pahit namun harus tetap aku telan sebagai sebuah konsekuensi pilihan hidup.

    Hari-hari setelah kecelakaan itu mungkin adalah hari-hari yang paling menyiksa dan menyesakkan. Luka bekas operasinya belum sembuh hingga kini yang membuatku tidak lancar menjalankan aktivitas terutama jika berinteraksi dengan keyboard. Ternyata derita itu belum cukup karena kekejaman terus mendatangiku yang kadang membuat aku menggerutu dan ingin melumat habis pemerannya tapi aku tak mampu melakukannya. Harga diri yang selama ini kupegang teguh dan kujaga telah terinjak tercampakkan ke dasar yang paling hina. Harga diriku telah tergadai yang entah dengan apa menebusnya sehingga aku bisa memilikinya kembali. Kedamaian telah menjadi milik orang lain yang tak mampu aku temukan lagi, merebut malam-malamku yang seharusnya indah dengan mimpi-mimpi, mengembalikan tubuhku menjadi tengkorak berjalan. Aku sebut itu kekejaman dan kebodohanku tak bisa lepas dan keluar dari masalah itu.

    Aku akan menyeberang ke tahun 2008 dengan segudang persoalan yang tidak mampu aku tuntaskan di tahun 2007. Walau dengan sisa kekuatan yang ada aku akan berusaha bangkit berdiri dan belajar berjalan tegak kembali, memunguti harga diri yang terberai yang mungkin tak akan utuh lagi atau aku harus menebusnya dengan harga yang sangat mahal agar semuanya kembali.

    Selamat datang tahun 2008. Coba perlihatkan lagi kecongkakanmu sebagai bagian dari waktu yang terlalu sombong seakan penentu segalanya. Waktu, andai kau tau betapa aku dendam padamu...!!!, atas apa yang telah kau buktikan dalam perjalanan hidupku.

    Selamat Ulang Tahun yang pertama Blacky kekasihku. Kau juga tidak lebih baik karena kaulah yang membuatku cacat seperti ini, tetapi minimal kamu mampu sedikit mengerti keinginanku.

    Sunday, December 16, 2007

    Selamat Hari Raya Idul Adha 1428 H

    Syarief ToKonjo selaku admin blog tokonjo mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1428 H tahun 2007 M. Meski saya belum jelas kapan pelaksanaannya, ataukah telah ditetapkan oleh pemerintah tetapi belum saya ketahui, entahlah. Memang akhir-akhir ini malas nonton berita atau baca koran. Alasannya SIBUK.
    Mungkin ucapan ini terlalu cepat, ini semua karena besok saya mau pulang ke kampung halaman berlebaran dengan keluarga. Jaraknya cukup dekat, hanya sekitar 500 km. Berhubung karena kampung halamanku pedalaman maka otomatis tidak ada internet kecuali pake telpon rumah tetapi itupun tidak mungkin karena saya belum punya laptop atau PC di rumah.
    Untuk itu, saya memohon izin kepada pengunjung blog ini dari manapun asalnya, terutama kepada teman-teman blogger yang sering berkunjung ke blog ini. Mungkin saya akan cuti ngeblog beberapa minggu hingga menjelang tahun baru karena rencana tahun 2008 akan saya jalani di kota Parepare ini. Ada banyak agenda untuk hari itu.
    Untuk blogku tersayang, selamat tinggal untuk sementara waktu, aku pasti akan merindukanmu seperti biasa yang karena kerinduan itu aku setiap saat mengunjungimu. Terasa ada yang kurang jika komputer ini aktif tetapi blog ini tidak terpampang di layar dengan suguhan mozilla firefox.
    Sekali lagi, Selamat Hari Raya Idul Adha 1428 H. Wassalam

    Monday, December 10, 2007

    Lelaki Yang Berjalan Mengendap

    Sebuah cerpen: Andhika Mappasomba (Sastrawan Muda Makassar)

    Lelaki itu selalu datang dengan berjalan mengendap-endap nyaris tanpa suara. Ia tak bisa ditebak oleh siapapun tentang kehadirannya yang selalu mengundang banyak pertanyaan pada setiap mata yang sempat melihatnya. Dan kepergiannya pun selalu menyisakan tanya tentang sosoknya yang tak lazim. Ia sangat sering muncul pada moment penting di kota ini. Entah itu kematian, seminar publik, pagelaran-pagelaran seni, persidangan para koruptor, di tengah-tengah demonstrasi, tawuran massal, hajatan orang-orang pinggiran, kecelakaan lalu lintas dan banyak lagi. Beberapakali sosoknya menjadi topik berita di koran ibu kota.
    Lebih dari sepuluh kali aku pernah melihat lelaki itu. Namun, perbincangan tentang sosoknya bukanlah buah bibir yang lekas basi dan membusuk tapi, sosoknya adalah buah yang selalu segar dan matang dalam kabar berita. Setiap hari akan selalu saja tersaji sebuah cerita segar dari warung kopi, kantin kampus, pasar, bahkan di ruang kantor-kantor instansi X tentang lelaki itu. Entah siapa yang selalu menghembuskan sosok dirinya sejak awal hari?. Inilah misteri yang tak pernah terjawab.
    ** *** **

    Dalam sebulan ini, tak kurang dari dua puluh sembilan jenis cerita dengan topik yang berbeda tentang lelaki itu. Aku mendengarnya dari mulut yang tak henti menebar gossip keresahan hidup. Ada yang pernah melihat lelaki itu mengikuti sebuah seminar tentang filsafat dan POLITIK di salah satu hotel berbintang di kota ini. Konon, lelaki itu datang sendiri dan mengikuti seminar itu hingga tuntas tanpa pernah berkata-kata. Ada yang pernah melihatnya sedang sedih dan nampak murung duduk terpaku di halte kampus di sore hari. Ada yang pernah melihatnya ikut dalam pawai para demonstran berjalan kaki dengan mengendap-endap keliling kota untuk menolak MORATORIUM utang dan PROTES kenaikan BBM. Ada yang pernah melihatnya sedang memancing di sebuah teluk yang menurut sebagian orang kalau laut itu telah tercemari RACUN. Ada yang pernah mendengar kabar bahwa lelaki itu ditangkap petugas karena dicurigai sebagai mata-mata TERORIS. Ada yang pernah melihatnya sedang berada di AMERIKA berjalan mengendap santai di sekitar taman patung Liberty. Ada yang pernah bertemu dengannya di MABES POLRI. Ada yang pernah bertemu dengannya di ISTANA NEGARA. Ada yang pernah bertemu di kantor DPR-MPR-RI. Ada yang pernah numpang di becak yang dikemudikannya. Ada yang pernah menjadi penumpang di angkot yang disetirnya. Ada yang pernah mendengar kabarnya bahwa lelaki itu ikut menjadi relawan ke Aceh. Ada yang pernah melihatnya menjadi pembicara pada sebuah seminar tentang MILITER di SINGAPURA. Ada yang pernah mengikuti ceramahnya di sebuah pesantren di tanah Pasundan. Ada yang pernah melihatnya menjadi pemeran utama pada pementasan teater tanpa kata, dan segudang cerita lainnya tentang lelaki misterius itu. Tak pernah basi dan ada habisnya.
    ** *** **

    Aku melihat lelaki itu berjalan mengendap kearah pinggiran kota yang sunyi. Aku membuntutinya juga dengan langkah yang mengendap. Ia berjalan sangat pelan. Kakinya sangat lembut ketika menyentuh bumi. Tubuhnya yang terbungkus jaket hitam tebal menambah kemisteriusannya bagiku. Setengah jam sudah aku membuntuti langkah lelaki itu. Namun, belum ada tanda-tanda bahwa ia akan berhenti.
    Malam semakin dalam. Langit yang tanpa bulan sepotong pun membuatku agak ngeri dengan suasana yang senyap. Lelaki itu terus berjalan dengan mengendap seperti tak berujung. Aku menyerah karena lelah dan berbalik arah. Pulang.
    ** *** **

    Setahun sudah peristiwa ketika aku membuntuti lelaki itu berlalu. Namun, cerita tentang sosoknya yang misterius dan kehadirannya yang selalu berjalan mengendap itu tak pernah sirna dalam gossip keresahan hidup. Bahkan, sosoknya kini semakin dibahas luas oleh para pakar Psikologi, Politik, Sosiolog, dan pakar lainnya dari berbagai sudut pandang di berbagai media cetak dan elektronik. Lelaki itu tidak hanya populer di kota ini. Tapi media massa di seantero negeri dan negara tetangga telah menjadikannya berita hangat dan bersambung nyaris setiap hari. Beberapa kepala daerah dan pejabat negara lainnya pernah mengundangnya secara khusus. Tapi, lelaki itu tak pernah datang memenuhi satu undangan pun. Tak ada seorang pun yang tahu alasan ketidakhadiranya
    ** *** **

    Fenomena lelaki yang selalu berjalan mengendap itu telah membuat banyak orang menjadi tergila-gila akan beritanya. Koran-koran yang terbit di seantero negeri selalu habis terjual sejak dini hari. Koran yang tak memuat beritanya dalam sehari akan dimaki oleh pelanggannya. Akhirnya, banyak wartawan yang menjadi gila karena sering dimaki oleh atasannya bila terlambat berburu gosip lelaki misterius itu. Namun, wartawan yang pandai berbohong dan mengarang berita akan selamat dari makian atasan dan pemecatan tak jelas alasannya.
    ** *** **

    Setelah berita tentang lelaki itu dinyatakan terlarang oleh pemerintah lima bulan lalu dengan alasan SARA, berita tentang lelaki itu pun tak pernah muncul lagi. Cerita tentang lelaki itu pun seperti pergi dengan berjalan mengendap-endap tanpa suara.
    ** *** **

    Aku terus melacak informasi tentang kehadiran lelaki misterius itu dari berbagai sumber yang dapat kupercaya dengan diam-diam. Kadang aku harus ke perkampungan penduduk desa yang sangat terpencil, pulau asing, bahkan pegunungan terjal dan agak tandus dan panas. Aku tak pernah menemukannya.
    Dalam keputusasaanku mencari lelaki misterius itu selama bertahun-tahun, hingga kini lelaki itu selalu datang dalam mimpi malamku. Walau tak ada lagi kabar dan orang yang menggosipkan dirinya dalam keresahan hidup, aku selalu berharap bahwa kelak, lelaki itu akan datang dengan berjalan mengendap menghampiri aku di kamar kecil yang bercat putih ini.
    ** *** **

    Aku telah jatuh cinta pada lelaki misterius itu. Sampai kapan pun jika Ia tak datang, aku tak akan berhenti menulis tentang kerinduanku pada langkah kakinya yang mengendap-endap dengan tubuh yang terbungkus jaket hitam.

    Di sini tak ada yang mau bicara denganku. Mereka menganggap aku gila. Tapi, biarlah. Sebab aku sadar bahwa di dunia yang telah dibuat gila ini, hanya akulah yang sadar. Satu-satunya yang membuat aku merasa betah di tempat ini adalah dikarenakan mereka tak pernah melarang aku tertawa tanpa sebab dan berteriak membaca mantra dan puisi cinta tentang kerinduanku pada lelakiku yang selalu datang dan pergi dengan berjalan mengendap-endap dalam realitas hidup yang diendapkan

    Makassar,13/01/2005
    Jika cerita ini belum selesai, kami persilahkan pembaca menafsirkan atau bahkan menulis kelanjutannya. Atau memang cerita berakhir di situ...

    Wednesday, December 5, 2007

    Belajar, Belajar dan Belajar lagi

    Malam ini kembali aku utak atik blog ini. Beberapa hari terakhir aku dipusingkan oleh sidebar blog ini. Sebelum menggunakan template XML ada sidebar yang berisi daftar judul postingan terbaru atau recent post. Tetapi untuk template baru fasilitas itu tidak ada dan harus menggunakan RSS Feed. Aku udah coba mencari referensi ke sesepuh blog termasuk kolom tutorial Milik Mas Rohman tetapi belum temukan yang sesuai harapan. Mungkin Mas Rohman sibuk sehingga tidak menjawab beberapa pesan yang saya tinggalkan di beberapa postingannya. Memang ada tutorialnya di kolom tutorial tetapi ketika aku ikuti instruksinya, malah url feed blog ini invalid.
    Aku kemudian mencari referensinya ke blognya O-om, dapat tutorialnya. Tetapi aku gak sreg karena di daftar postingan juga disertakan ringkasan isi postingan padahal yang aku inginkan hanya judul postingan saja yang muncul. Oleh O-om melalui chat di YM disarankan menggunakan RSS Feed dengan menambah elemen halaman yang berisi Feed. Aku coba masukkan url feed blog ini: http://tokonjo.blogspot.com/atom.xml tetapi kata blogger url feed tidak valid. Dan anehnya itu terjadi untuk semua blogku, padahal kalau aku masukkan RSS feed orang lain, malah terbaca, heran. Menurut analisa O-om, url feed blog ini diproteksi oleh feedburner.
    Akhirnya O-om sarankan menggunakan feed dari feedburner.com yang memang sudah lama aku daftarkan blog ini disana. Maka aku coba dan inilah postingan pertama yang mudah-mudahan saja terpampang di sidebar Postingan Terbaru, karena menurut O-om lagi, bahwa hanya postingan terbaru setelah pemasangan yang terdeteksi, postingan sebelumnya tidak. OK, semoga saja.
    Terima kasih untuk O-om yang selalu siap menjawab setiap masalahku dalam dunia blog. Terima kasih juga untuk Mas Rohman yang walau tidak menjawab pertanyaanku untuk kasus ini tetapi perwajahan blog ini saya peroleh dari blog beliau. Bahkan ketika aku minta untuk dibuatkan template XML yang teksturnya sama dengan blog ini, benar-benar dibuatkan. Sebelumnya template blog ini adalah versi classic yang saya download dari Pannasmontata, tetapi oleh Mas Rohman diubah menjadi versi XML. Makasih banyak semua. Terus berkarya dan membimbing blogger baru Indonesia agar Blogger Indonesia berjaya.

    Saturday, December 1, 2007

    FasterFox: Percepat Koneksi Firefox


    Masih tentang Firefox. Mungkin rekan-rekan bertanya-tanya kenapa saya seakan mengidolakan browser ini. Sedikit cerita, blog ini pernah berantakan karena kasus browser. Blog ini aku kelola menggunakan Firefox dan jarang menggunakan Internet Eksplorer karena loadingnya yang sangat lambat. Iseng-iseng buka blog ini menggunakan Internet Eksplorer, alangkah kagetnya karena sidebarnya melorot ke bawah yang seharusnya berada di samping kanan. Maklum masih blank dalam dunia blog sehingga sempat pucat pasi karena blog pertama dan utama ini berantakan. Aku coba utak-atik dan di luar dugaan hasilnya malah error alias tidak bisa diakses. Saya sempat tidak tentram tidur selama tiga hari. Dari situlah kebencian terhadap Internet Eksplorer berawal (maaf, ini pendapat pribadi). Sudah ah ceritanya, nanti penggemar Internet Eksplorer marah....
    Saya ingin berbagi kepada rekan-rekan yang seide dengan saya bahwa Firefox adalah browser yang memuaskan. Ini tentang sebuah fitur tambahan atau add-ons pada Firefox yaitu FasterFox yang dibuat oleh Tony Gentilcore yang dapat meningkatkan kecepatan browser Firefox kita saat berinternet terutama ketika sedang berinternet di komputer jaringan, misalnya berinternet di warnet alias warung internet. Menurut informasi, FasterFox ini mampu meningkatkan kecepatan Firefox sebesar 20% lebih dari biasanya. Hanya saja setelah saya ujicobakan pada Firefox 3.0 Versi Beta 1 (yang masih dalam tahap ujicoba) belum support untuk FasterFox. Tetapi yakin saja tidak lama lagi akan support mengingat Firefox 3.0 Versi Beta 1 terus mengalami perbaikan performa, jadi untuk sementara hanya bisa digunakan untuk Firefox versi lama.
    Bagi rekan-rekan yang berminat bisa memburunya di situs resmi www.mozilla.com dengan proses instalasi yang cukup sederhana. Cukup mengklik "Install Now" dari browser Firefox maka secara otomatis add-ons ini akan didownload dan terinstall pada komputer kita dan secara otomatis akan tampil sebuah icon baru di sebelah kanan bawah browser Firefox kita yang sedang kita gunakan. Bagi yang telah mahir mengutak atik add-ons dapat mengkonfigurasi ulang beberapa options yang ada pada ads-ons ini, caranya klik kanan pada icon lalu options maka akan ada beberapa pilihan setting di sana. Mari menjelajahi dunia maya dengan segala kesenangan di dalamnya lebih cepat dari biasanya dengan meng-KLIK DI SINI.

    Monday, November 26, 2007

    Firefox 3.0 Versi Beta 1 Diluncurkan


    Sebuah kabar menarik untuk rekan-rekan netter yang tentu saja kenal dengan Mozilla Firefox yang kita kenal dengan license open source yang bisa kita gunakan dengan gratis (tanpa membayar) dan lebih cepat dalam melakukan browser di internet. Baru-baru ini Mozilla melepas Firefox 3.0 versi beta 1 untuk diujicobakan ke publik. Menurut pihak Mozilla kemampuan Firefox 3.0 lebih meningkat dari versi sebelumnya dari sisi kelengkapan fitur, keamanan dan ferforma.
    Menurut Mozilla, browser ini telah dikembangkan selama dua tahun dan akhirnya diluncurkan untuk memuaskan hasrat para penggemarnya. Namun harus diketahui bahwa versi 3.0 ini masih dalam batas "bentuk awal" untuk keperluan pengembangan. Mozilla berharap dengan cara ini mereka memperoleh masukan yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan Firefox 3.0, karena browser ini digadang-gadang bakal menjadi senjata Mozilla untuk semakin mengikis dominasi dan kekuasaan Internet eksplorer di pasar browser.
    Untuk rekan-rekan yang ingin mencoba tampilan dan performa dari Firefox 3.0 ini, bisa didownload di situs resmi www.mozilla.com dengan gratis yang tersedia dalam 20 pilihan bahasa (sayang sekali bahasa kita belum termasuk, sabar menunggu...). Firefox 3.0 juga bisa didownload untuk tiga versi sistem operasi yaitu Windows, MAC OS X dan Linux.

    WidgetBucks Pesaing Google Adsense

    Earn $$ with WidgetBucks!
    Malam ini seperti biasanya internetan sampe air mata meleleh. Iseng-iseng cari informasi tentang WidgetBucks (WB) yang berbasis PPC yang baru saja saya ikuti. Iklan yang ditampilkan berupa widget dalam format flash player sehingga menarik mata pengunjung untuk melakukan klik karena publisher akan memperoleh earning jika iklannya diklik. Program ini disebut-sebut sebagai pesaing berat google adsense. Tetapi belum ada bukti secara nyata tentang keberhasilan program ini karena belum melakukan pembayaran kepada pemasang iklan.
    Bonus yang ditawarkan cukup menggiurkan yaitu $25 ketika mendaftar dan tidak serepot ketika mendaftar di google adsense karena tidak harus menunggu, semua yang mendaftar akan diterima. Eits, jangan lupa bahwa web atau blog anda harus berbahasa Inggris karena sama dengan google adsense, program ini juga tidak bersahabat dengan bahasa kita tercinta. Apa salahnya mencoba, apalagi jika kita punya blog yang nganggur dari iklan. Atau jika kita punya blog yang mungkin mengecewakan karena kena banned dari google adsense, program ini bisa dijadikan alternatif. Menurut rumor yang berkembang, harga kliknya lumayan besar dibanding google adsense. Wow.... Bagi yang ingin melihat tampilan dari program ini bisa berkunjung ke Computer & Laptops yang telah saya pasangi WidgetBucks.
    Bagi yang penasaran dan ingin mencoba, silahkan klik banner di bawah ini sebagai referral saya (lumayan, katanya bisa dapat 10% dari referral kita). Mari meraup peluang bersama. Semoga sukses

    Earn $$ with WidgetBucks!

    Refleksi Hari Guru

    Sejak duduk di Sekolah Dasar, saya ingat sekali sebuah istilah untuk mengenang jasa-jasa guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang tertuang dalam sebuah lagu nasional. Saat itu, aku belum berpikir atau bercita-cita ingin menjadi guru bahkan makna dari cita-cita itu sendiri belum terfahami. Makna dari pahlawan tanpa tanda jasa itu juga masih kabur bahkan sama sekali belum aku fahami maknanya.
    Keinginan untuk menjadi guru muncul saat aku duduk di kelas III SMP, saat itu aku sekolah di SMP Negeri Batuasang (sekarang SMP Negeri 2 Herlang) Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Aku terinspirasi oleh guruku yang bernama Bapak Abd. Jahar, mengajar IPA Fisika. Menurut penilaianku, Pak Jahar (panggilan beliau) sangat cerdas dalam bidang Fisika dan baik dalam menyampaikan sehingga aku suka pelajaran Fisika karena aku mudah memahaminya. Banyak guru yang bisa seperti beliau, tetapi Pak Jahar istimewa karena beliau tidak utuh sebagaimana orang lain. Beliau pincang tetapi dengan penuh semangat menjalankan tugas mulia memberi kami ilmu dan pendidikan. Dari beliaulah inspirasi itu berawal, dari beliaulah cita-citaku terpetakan dengan jelas. Aku ingin seperti beliau, meniru semangatnya dalam mencerdaskan anak bangsa. Maka jadilah aku guru seperti hari ini yang kebetulan menggeluti disiplin ilmu yang sama dengan beliau yaitu Fisika yang dengan susah payah aku selesaikan di jenjang S1 Universitas Negeri Makassar.
    Sayang sekali, aku tidak mengabdi di tempat kelahiranku. Entahkah suatu hari nanti aku akan kembali untuk berusaha mencerdaskan adik-adikku, atau mungkin jika umur masih panjang mereka akan menjadi anak-anakku atau cucu-cucuku. Harapan selalu ada untuk kembali. Aku kini mengabdi terpisah jarak sekitar 500 km di bagian Sulawesi Selatan yang lain.
    Mengingat saat ini adalah moment hari guru, saya berusaha merefleksi keberadaan guru kemarin dan guru hari ini dimata mereka. Telah banyak yang bergeser dari yang semestinya. Sebuah pepatah mengatakan ”guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Mungkin teksnya sedikit aku ubah ”guru kencing berdiri, murid kencingi guru”. Itulah fenomena yang terjadi sekarang, siswa tak lagi menganggap guru adalah panutan malah penghormatan ke guru telah tereduksi sedemikian rupa jika tidak ingin dikatakan kurang ajar. Tak ada lagi batas wibawa antara guru dengan siswa yang mungkin terinspirasi oleh sinetron masa kini yang kadang melecehkan profesi guru. Melalui tulisan ini saya ingin mengajukan protes kepada media elektronik yang mendiskreditkan guru dalam bentuk pelecehan-pelecehan atas nama peningkatan rating siaran.
    Tetapi harus diakui bahwa tidak sedikit guru yang tidak sadar akan profesinya sehingga kadang tidak sadar melecehkan profesinya sendiri yang suci. Lihatlah sekarang di media pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh oknum guru baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Tetapi masih banyak guru yang suci dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa dan ingin melihat bangsa ini bermoral dan bermartabat.
    Nasib dan kelangsungan bangsa ini sedikit banyaknya terletak di pundak guru. Sebuah tugas mulia yang seharusnya memperoleh tempat yang tinggi dalam srata sosial kita dan tentu saja memperoleh kelayakan dalam hal kesejahteraan dalam mengemban tugas. Tetapi jangan jadikan kesejahteraan sebagai kambing hitam sehingga tugas mulia sebagai guru tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Bukankah kita ambil keputusan untuk menjadi guru dengan mengetahui betul resiko di balik itu.
    Selamat berjuang Oemar Bakri, jadikan bangsa ini cerdas, bermoral dan bermartabat

    Sunday, November 18, 2007

    Program Online Earning, Bingung...*#*#*#

    Sudah sekitar dua tahun di dunia blog walau intens baru satu tahun terakhir, belum juga bisa faham dan menghasilkan dari program-program penghasil duit di internet. Beberapa blogku yang kubuat untuk tujuan tersebut juga belum memperlihatkan hasil.
    Saat ini baru dua program yang aku ikuti, Google Adsense dan Adbrite yang aku pasang di blog Technology For Life tetapi belum juga memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Google Adsense misalnya baru menghasil sekitar $ 3. Apalagi Adbrite yang sangat menyedihkan yang baru memperoleh earning $ 0,19 padahal sudah beberapa bulan terakhir mengikuti program-program tersebut.
    Sudah sering keliling ke sana ke mari, baca ini itu, mengunjungi web raja-raja penghasil duit di internet tetapi tetap saja earning tidak memperlihatkan hasil maksimal. Tetapi aku terlanjur mencoba dan apa salahnya untuk dilanjut.
    Kecenderugan Google Adsense yang bisa dapat earning ketika diklik sangat bertentangan dengan budaya orang-orang Indonesia. Kebanyakan orang Indonesia kikir dan hanya akan memberi sumbangsih jika juga mengharapkan sesuatu. Bahkan untuk meng-klik iklan saja rasanya terlalu kikir padahal kalau dipikir tidak merugikan bahkan menjadi sesuatu yang berarti bagi yang lain.
    Mungkin itu adalah keluhan yang salah tetapi bukankah jika kita ingin berbaik hati klik iklan-iklan web yang kita kunjungi maka akan menghasilkan sesuatu yang berarti bagi yang lain. Inilah Indonesia

    Monday, November 12, 2007

    Sulawesi Selatan: Era Baru Hasil Demokrasi

    Pasangan Terpilih: Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (SAYANG)

    Sulawesi Selatan memasuki era baru dengan adanya pergantian tampuk kepemimpinan tertinggi yaitu gubernur. Pemilihan secara langsung yang diselenggarakan pada tanggal 5 Nopember lalu, telah memperlihatkan hasil meski belum resmi dari KPU yang nanti akan diumumkan tanggal 16 Nopember mendatang.
    Perhitungan sementara yang sudah bisa dipastikan kebenarannya memenangkan pasangan nomor urut 3 (Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang yang dikenal dengan julukan SAYANG) mengungguli dua pasangan pesaingnya (Amin Syam-Mansyur Ramly dan Aziz Kahar Muzakkar-Mubyl Handaling). Syahrul Yasin Limpo adalah Wakil Gubernur Sulawesi Selatan saat ini, Agus Arifin Nu’mang adalah ketua DPRD Sulawesi Selatan. Sementara pesaingnya Amin Syam adalah Gubernur Sulawesi Selatan saat ini dan Aziz Kahar Muzakkar adalah anggota DPD wakil Sulawesi Selatan.
    Pesta demokrasi telah berlangsung layaknya sebuah pertarungan akbar. Dalam setiap pertarungan akan memunculkan pihak yang menang dan pihak yang kalah. Demokrasi telah berhasil dijalani dengan baik sebagai sebuah proses pendewasaan politik terhadap masyarakat meski disadari bahwa proses ini belum berjalan sebagaimana mestinya karena masih adanya usaha-usaha di luar jalur yang dipraktekkan oleh oknum Cagub ataupun pendukungnya untuk memenangkan pertarungan. Sebagai sebuah negara yang sedang belajar, maka hal itu hanyalah sebuah konsekuensi yang semestinya menjadi pelajaran dan bukannya menjadi masalah untuk menjadi bibit-bibit konflik.
    Masyarakat Sulawesi Selatan dengan beragam etnik dan budaya yang hidup berdampingan dengan serasi harus dewasa dalam menerima hasil Pilkada ini, meski nampak jelas bahwa pasangan Cagub yang ada sekarang seakan menggambarkan pengkotakan dan keterwakilan etnik dan budaya.
    Masyarakat telah memilih, memperlihaktan bukti bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, bukan di tangan partai atau golongan tertentu. Jadi patut disadari bahwa terpilihnya pemimpin baru adalah andil dari masyarakat maka seyogyanyalah bagi pemimpin terpilih membalas budi. Masyarakat tidak menuntut lebih, hanya ingin menagih janji politik yang terucap melalui kampanye. Cukup laksankan itu, maka masyarakat akan puas, dan Sulawesi Selatan akan maju, tidak seperti hari ini yang selalu menjadi bayang-bayang dan berada di bawah ketiak daerah Jawa. Buktikan bahwa Sulawesi Selatan memang salah satu propinsi terbaik di negeri ini, di tangan seorang pemimpin yang teguh akan janji, mementingkan kepentingan masyarakat di atas segalanya dan berusaha menghapus penyakit menular KKN di tanah ini.
    Selamat buat pemenang dan jangan berlebihan dalam merayakan kemenangan karena sesungguhnya beban di pundak anda sangat berat.
    Bersabarlah buat yang kalah dan berusaha menerima ini dengan lapang dada. Bersyukurkah anda karena tidak harus pusing dengan problematika propinsi ini yang begitu berat.
    Untuk para pendukung, mari terima ini secara dewasa. Sebagaimana pun kita mendukung dan mengingkari hasil Pemilu, darah kita tetap sama, darah Sulawesi Selatan dibalut suku Makassar, Bugis, Toraja dan beberapa suku minoritas lainnya seperti Konjo, Duri, dll.
    Hentikan perang dalam bentuk apa pun termasuk perang kata-kata seperti yang dituangkan dalam bentuk komentar di Harian Fajar.

    Friday, November 9, 2007

    Free SMS (SMS Gratis)

    Tidak bisa dipungkiri bahwa hampir seluruh manusia senang dengan yang gratisan, apalagi untuk yang memiliki kemampuan finansial rata-rata ke bawah atau kalau tidak mau dibilang miskin (terlalu kasar). Sekian lama browsing di internet untuk mencari fasilitas SMS gratis yang betul-betul gratis dan kalau bisa tidak terbatas. Untuk anda yang biasa bergaul atau bahkan 'menggauli' Yahoo Messenger, pasti tau bahwa fasiltas chatting itu bisa mengirim SMS gratis tapi terbatas hanya untuk pelanggan simPATI Telkomsel, itu hanya maksimal 5 SMS jika tidak direply ke YM dengan harga dua kali lipat dari harga SMS normal.
    Sekarang saya sudah menemukan apa yang saya inginkan, sebuah fasilitas SMS gratis yang betul-betul gratis dan hebatnya lagi tak terbatas, dalam artian bahwa tidak terbatas berapa pun sms yang anda kirim dan ke operator mana saja. Fasilitas ini memenuhi hasrat saya dan mungkin juga beberapa dari pengunjung blog ini. Sudah saya buktikan sendiri dalam beberapa bulan terakhir.
    fasilitas SMS gratis tak terbatas itu saya temukan di klub mentari. Hanya saja, namanya saja gratisan, biasanya terjadi gangguan apalagi kalau koneksi internet lambat biasanya tidak bisa terkirim. Selain itu, jumlah karakter dibatasi hanya sampai 160 dan jika melebihi maka tidak akan terkirim.
    Selamat mencoba, ingat gunakan format internasional ex: 6281342XXXXXX dan cantumkan nama pengirim agar tidak salah reply. Klik DI SINI untuk ber-sms-an ria. Saya memberi informasi ini untuk tujuan yang baik, maka seyogyanya anda yang ingin menggunakan fasilitas ini juga menggunakannya untuk hal-hal yang baik pula tentunya dan penuh rasa tanggung jawab. Saya tidak bertanggung jawab untuk pelanggaran hukum yang diakibatkan oleh penggunaan SMS ini di kemudian hari.

    Sunday, October 28, 2007

    Page Rank Melonjak Lagi

    Tak ada kata yang pantas, selain LUAR BIASA. Selang 2 hari setelah aku tau blog ini memiliki Page Rank 2, tiba-tiba Page Ranknya melonjak menjadi 4. Aku gak tau, bigung, tercengang, heran dan gembira pastinya.
    Salah satu trik yang sering dipakai dan lazim digunakan komunitas blogger untuk mendongkrak PR adalah dengan bertukar link, dan itu terbukti ampuh. Tetapi coba lirik link yang terpasang di blog ini, cukup minimalis atau sedikit. Makanya aku heran juga dengan angka 4 pada PR.
    Kemarin, setelah tau blog ini memiliki PR 2, aku kepikiran untuk ganti template ke versi XML yang sebelumnya classic. Mungkinkah ini penyebabnya?, boleh jadi. Dengan tidak ingin mendahului para senior, saya boleh dong mengatakan bahwa penyegaran blog termasuk modifikasi template bisa meningkatkan PR, minimal itu terbukti pada blog ini jika pun itu biang keladi dari peningkatan PR. Ini hanya dugaan, karena aku pun masih sangat buta dalam dunia blog.
    Teruslah mencoba, dan melalui proses itulah kita akan temukan banyak hal tak terduga dan boleh jadi luar biasa.

    Thursday, October 25, 2007

    Google Page Rank = 2, Ha...???

    Lama blog ini tidak terurus, andai blog ini adalah lahan pertanian mungkin telah ditumbuhi ilalang dan rumput liar yang lebat. Postingan terakhir tentang nuklir masih terbengkalai yang rencananya akan aku tulis dalam beberapa bagian lagi. Tapi gak yakin apa masih ada mood untuk melanjutkannya. Pikir-pikir kayaknya gak kali ya....
    Andai blog ini seorang manusia, mungkin dia telah marah atau kabur dari rumah karena disepelekan, hanya dilirik sekali, selesai. Makanya untuk rekan-rekan yang berkunjung ke sini dan meminta tukeran link, aku mohon maaf karena hingga sekarang belum dilink balik. Tapi tenang aja, akan saya link balik koq. Jadi bagi rekan-rekan yang lain silahkan konfirmasikan di kotak komentar jika ingin bertukar link. (lho koq ngebahas yang lain? beda ya dengan judul. sorry....).
    Sebenarnya, aku lagi sibuk ngurusin blog lain. Di blog yang lain itulah ada rekan yang namanya Oom yang aktif menulis artikel tentang dunia per-blog-an. Salah satu tulisannya adalah tentang Berburu link blog dengan PageRank tinggi. Dari situ saya temukan sebuah tools gratis untuk memperlihatkan Page Rank setiap link yang ada pada sebuah blog yang bernama iwebtools. Nah, berhubung karena saya ngefans berat dengan blognya mas Rohman Abdul Manap, maka saya gunakan tools tersebut untuk mengetahui Page Rank link yang ada pada blog tersebut yang di dalamnya ada link blog ini juga.
    Antara percaya dengan tidak, aku lihat Page Rank blog ini pada blognya mas Rohman tertulis angka 2, ha...??? Aku tidak menyangka bahwa blog ini juga sudah memiliki Page Rank yang lumayan, padahal untuk memperoleh Page Rank 1 saja, sulitnya minta ampun. Seketika aku menyesal juga telah mentelantarkan blog ini.
    Aku ingin menulis lagi untuk blog ini, tentang apa saja. Ada banyak kisahku yang terlewatkan, ada banyak moment yang tidak sempat disaksikan blog ini, ada banyak pikiran dan ide yang terbuang begitu saja tanpa tertuang ke blog ini.

    Thursday, September 6, 2007

    Nuclear, Solution or Destroyer? (Part 1)


    Bilakah nuklir, --- yang pernah meluluhlantakkan negeri Sakura Jepang, mengganggu tidur nyenyak ratusan keluarga di Ukraina saat salah satu reaktor di pabrik nuklir Chernobyl meledak, atau membuat sekitar 10.000 jiwa warga Kazakhstan terisak lirih menanggung pedihnya luka radiasi akibat uji coba nuklir di Semipalatinsk --- harus menjadi diary usang dan segera dilupakan, guna memberi tempat bagi benda yang didaulat telah membunuh jutaan manusia itu sebagai solusi akhir kemelut kebutuhan energi masa depan yang kian hari makin meningkat?
    Penggunaan energi nuklir masih menjadi polemik, meski banyak Negara telah menepis sisi buruk yang dapat timbul darinya. Citra buruk nuklir dipandang dari sisi bom atom (teori relativitas Einstein yang disalahgunakan), hampir menepis manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaan nuklir. Misalnya jika dipandang pemanfaatannya dari sisi medis, budidaya tanaman hingga pembangkit tenaga listrik.
    Nuklir Iran adalah merupakan salah satu isu terhangat saat ini yang membuat banyak negara terutama Amerika Serikat dan sekutunya menentang aktivitas pengembangannya. Tetapi siapa yang menyangka bahwa negara-negara yang menentang tersebut justru telah menjadi penggiat pengetahuan dan mengambil manfaat dari energi nuklir. Negara-negara maju yang menempatkan diri sebagai penentang tersebut ternyata tak lagi harus dipusingkan dengan krisis listrik karena telah lebih dahulu menggunakan energi nuklir.
    Di Amerika, dikabarkan telah beroperasi lebih dari 104 unit pembangkit listrik bertenaga nuklir yang menyumbang 19,83% listrik bagi negara tersebut. Penggunaan teknologi nuklir terbesar di dunia terdapat di Perancis yang mencukupi 76,4% listrik di negara itu dari tenaga nukir.
    Bahkan, negara yang pernah luluh-lantah akibat nuklir, Jepang, secara kontroversial melaksanakan kebijakan pengoperasian pembangkit listrik bertenaga nuklir, dan justru telah menjadi negara paling gigih dalam memanfaatkan reaktor nuklir untuk daya listrik bahkan pemilik teknologi reaktor nuklir paling maju dan aman.
    Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melansir, hingga tahun 2020 nanti, 126 PLTN akan dibangun di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 40 diantaranya akan dibangun di China karena negara itu membutuhkan banyak listrik untuk pemenuhan kebutuhan 1,3 miliar penduduknya.
    Dengan kondisi demikian, apakah nuklir adalah solusi atau penghancur?. Dimana negara kita Indonesia akan berpijak yang tengah berkutat dengan kelangkaan energi khusunya energi listrik yang sering disiasati dengan pemadaman bergilir. Solusi yang sama sekali tidak menunjukkan ciri kecerdasan. (Sumber: diramu dari harian pagi Makassar, Fajar)
    Bersambung

    Akhirnya Aku Kembali

    My Blog, ternyata aku tidak bisa meninggalkanmu terlalu lama. Ternyata aku rindu dan ingin kembali bersamamu. Setelah beberapa saat aku tidak pernah melirikmu, bahkan terkesan melupakanmu karena rasa muak yang tidak beralasan. Maka hari ini aku kembali untukmu, mengisimu dan terima kasih karena kau tak pernah lelah untuk menantiku.
    Terima kasih untuk rekan-rekan blogger yang telah memberi saran dan peringatan atas kekhilafanku mengabaikan blog ini melalui komentar lewat posting atau melalui shutbox. Saran dan peringatan itu sangat berarti sehingga aku bisa kembali ke jalur yang mungkin benar, melanjutkan kerja kerasku selama ini. Aku terlalu bodoh untuk menyia-nyiakan blog ini. Maafkan aku blog, terima kasih sahabat. Semoga ke depan aku dan blog ini akan lebih baik lagi. Semoga...!!!

    Wednesday, August 15, 2007

    Selamat Tinggal Blog Ku.....

    Untuk semua blog ku, kuucapkan Selamat Tinggal. Mungkin untuk sementara... atau mungkin untuk selama-lamanya. Aku tidak punya alasan yang jelas untuk semua itu. Terlalu banyak keindahan, kekacauan dan segala rasa telah lahir sebagai akibat dari blog ini.
    Aku masih ingat, memulai blog bukan atas keinginanku tapi sebuah kewajiban dari kantor tempatku bekerja. Dan lahirlah blog ini. Aku sama sekali tidak faham dengan blog, dan mungkin karena itu pula pada saat itu aku hanya membuat seadanya.
    keinginan untuk mengelola blog kembali hadir sekitar setahun yang lalu dan aku belajar dan belajar sehingga terciptalah blog seperti yang sekarang. Aku sudah mulai faham dengan dunia ini dan kemudian lahirlah beberapa blog yang lain.
    Aku memoles setiap titik-titikmu untuk menampilkan keindahan padamu. Mataku seringkali memerah hanya untuk memperhatikan setiap bagianmu agar pas dan semakin indah. Kuhabiskan waktuku untuk membuatmu seperti sekarang, tak terhitung batangan rokok yang menemaniku mencumbumu. Semua untuk satu harapan, membuatmu lebih indah untuk memuaskanku.
    Tetapi kini, aku putuskan untuk meninggalkan semuanya. Mungkin aku lelah, mungkin aku marah, mungkin aku memang tidak ingin lagi. Aku putus asa, itu mungkin alasan yang paling pantas.
    Selamat tinggal blog ku, entah nanti aku akan kembali untukmu tetapi tidak untuk hari ini. Kerja kerasku selama ini, buah pikiranku, kehausanku untuk mencari demi memperbaikimu telah kulakukan. Aku jenuh dan apa yang kau berikan padaku...??? Kekecewaan. Aku kecewa padamu yang sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa untukku. Aku ikhlaskan tidurku yang telah kau renggut, istirahatku yang kau rampas, keharmonisanku yang kau ganggu dan hasratku yang kau patahkan. Sudahlah.
    Selamat Tinggal....!!!!

    Friday, August 10, 2007

    Albert Einstein: The Nobel Prize in Physics 1921


    Albert Einstein was born at Ulm, in Württemberg, Germany, on March 14, 1879. Six weeks later the family moved to Munich and he began his schooling there at the Luitpold Gymnasium. Later, they moved to Italy and Albert continued his education at Aarau, Switzerland and in 1896 he entered the Swiss Federal Polytechnic School in Zurich to be trained as a teacher in physics and mathematics. In 1901, the year he gained his diploma, he acquired Swiss citizenship and, as he was unable to find a teaching post, he accepted a position as technical assistant in the Swiss Patent Office. In 1905 he obtained his doctor's degree.
    During his stay at the Patent Office, and in his spare time, he produced much of his remarkable work and in 1908 he was appointed Privatdozent in Berne. In 1909 he became Professor Extraordinary at Zurich, in 1911 Professor of Theoretical Physics at Prague, returning to Zurich in the following year to fill a similar post. In 1914 he was appointed Director of the Kaiser Wilhelm Physical Institute and Professor in the University of Berlin. He became a German citizen in 1914 and remained in Berlin until 1933 when he renounced his citizenship for political reasons and emigrated to America to take the position of Professor of Theoretical Physics at Princeton. He became a United States citizen in 1940 and retired from his post in 1945.
    After World War II, Einstein was a leading figure in the World Government Movement, he was offered the Presidency of the State of Israel, which he declined, and he collaborated with Dr. Chaim Weizmann in establishing the Hebrew University of Jerusalem.
    Einstein always appeared to have a clear view of the problems of physics and the determination to solve them. He had a strategy of his own and was able to visualize the main stages on the way to his goal. He regarded his major achievements as mere stepping-stones for the next advance.
    At the start of his scientific work, Einstein realized the inadequacies of Newtonian mechanics and his special theory of relativity stemmed from an attempt to reconcile the laws of mechanics with the laws of the electromagnetic field. He dealt with classical problems of statistical mechanics and problems in which they were merged with quantum theory: this led to an explanation of the Brownian movement of molecules. He investigated the thermal properties of light with a low radiation density and his observations laid the foundation of the photon theory of light.
    In his early days in Berlin, Einstein postulated that the correct interpretation of the special theory of relativity must also furnish a theory of gravitation and in 1916 he published his paper on the general theory of relativity. During this time he also contributed to the problems of the theory of radiation and statistical mechanics.
    In the 1920's, Einstein embarked on the construction of unified field theories, although he continued to work on the probabilistic interpretation of quantum theory, and he persevered with this work in America. He contributed to statistical mechanics by his development of the quantum theory of a monatomic gas and he has also accomplished valuable work in connection with atomic transition probabilities and relativistic cosmology.
    After his retirement he continued to work towards the unification of the basic concepts of physics, taking the opposite approach, geometrisation, to the majority of physicists. Einstein's researches are, of course, well chronicled and his more important works include Special Theory of Relativity (1905), Relativity (English translations, 1920 and 1950), General Theory of Relativity (1916), Investigations on Theory of Brownian Movement (1926), and The Evolution of Physics (1938). Among his non-scientific works, About Zionism (1930), Why War? (1933), My Philosophy (1934), and Out of My Later Years (1950) are perhaps the most important.
    Albert Einstein received honorary doctorate degrees in science, medicine and philosophy from many European and American universities. During the 1920's he lectured in Europe, America and the Far East and he was awarded Fellowships or Memberships of all the leading scientific academies throughout the world. He gained numerous awards in recognition of his work, including the Copley Medal of the Royal Society of London in 1925, and the Franklin Medal of the Franklin Institute in 1935.
    Einstein's gifts inevitably resulted in his dwelling much in intellectual solitude and, for relaxation, music played an important part in his life. He married Mileva Maric in 1903 and they had a daughter and two sons; their marriage was dissolved in 1919 and in the same year he married his cousin, Elsa Löwenthal, who died in 1936. He died on April 18, 1955 at Princeton, New Jersey.

    Wednesday, August 8, 2007

    Albert Einstein: Fisikawan Terbaik Dunia


    Albert Einstein dilahirkan di Ulm, Kerajaan Wuettemberg, Prusia Raya (sekarang Jerman), sebuah kota makmur di selatan Jerman pada hari Jumat tanggal 14 Maret 1879. Pada tahun 1980 bisnis ayahnya mengalami kegagalan, sehingga keluarga Einstein pindah ke Munich. Einstein terlahir dari pasangan Hermann Einstein dan Pauline Koch. Informasi jumlah saudara Einstein simpang siur, ada yang mengatakan Einstein anak tunggal dan ada juga yan mengatakan anak sulung karena memiliki adik perempuan bernama Maja.
    Sebelum dikenal sebagai Ahli fisika yang spektakuler di jamannya bahkan sampai sekarang, Einstein kecil tidak memiliki keistimewaan bahkan nampak bodoh dan seperti anak yang terlambat perkembangannya. Ketika anak seusianya sudah dapat berbicara, ternyata Einstein belum bisa. Pada saat sekolah di tingkat SD, Einstein sama sekali tidak menampakkan kecemerlangan otaknya. Bahkan, bisa dikategorikan sebagai anak bodoh. Einstein tidak menyukai disiplin sekolah yang keras. Einstein juga tidak menyukai mata pelajaran hapalan seperti sejarah, geografi, dan bahasa. Ia tidak suka menghafalkan fakta dan data. Minatnya hanya pada fisika dan matematika, terutama teori. Kegemaran utama Einstein adalah membaca, berpikir, dan belajar sendiri. Tak heran jika guru-guru menganggapnya pemalu, bodoh, malas belajar, dan pelanggar tata tertib.
    Minat dan kecintaannya pada fisika dimulai pada saat ia berusia lima tahun. Saat ia terbaring lemah di tempat tidur akibat penyakit yang dideritanya, ayahnya memberikan hadiah sebuah kompas. Kebesaran dan keagungan alam semesta yang terefleksi dalam sebuah kompas mempesonanya dan membulatkan tekadnya untuk menguak segala tabir misteri yang berada di balik segala fenomena alam.
    Kelakuan Einstein tidak berubah bahkan setelah duduk di bangku SMP. Karena hanya mau mempelajari fisika dan matematika, ia tamat SMP tanpa mendapat ijazah. Pada saat yang bersamaan, perusahaan ayahnya bangkrut. Terpaksa ia meninggalkan Jerman dan ikut orangtuanya ke Swiss. Di sana ia melanjutkan sekolah ke SMA dan berhasil lulus.
    Namun, ketika akan melanjutkan ke perguruan tinggi, ia harus mengulang sampai dua kali. Akhirnya ia diterima di Institut Politeknik di Zurich, Swiss. Namun, tabiatnya tetap tidak berubah, Ia jarang kuliah. Kalau saja temannya tidak meminjaminya catatan, barangkali ia tidak lulus dari kampus dan menjadi mahasiswa abadi.
    Setelah dua tahun menganggur, akhirnya Einstein memperoleh pekerjaan di kantor paten di Swiss. Sambil menekuni kesibukannya di kantor paten, bahkan pernah ia dinobatkan sebagai Best Employer oleh atasannya. Einstein tidak pernah melupakan janji kepada dirinya sendiri untuk berkarir di bidang pengembangan ilmu pengetahuan khususnya fisika.
    Tahun 1905, terbitlah empat tulisannya tentang teori relativitas dalam majalah sains Annalen der Physik. Tulisannya ini mengundang banyak kontroversi dan perdebatan di antara para ilmuwan ternama saat itu. Salah satu tulisannya tersebut diselesaikannya dalam lima minggu setelah mengendap dalam pikirannya sejak Einstein berusia 16 tahun. Luar Biasa!
    Tahun 1909, Einstein diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich. Tahun 1915, Einstein menyelesaikan kedua teori relativitasnya. Penghargaan tertinggi atas kerja kerasnya sejak kecil terbayar dengan diraihnya Hadiah Nobel pada tahun 1921 di bidang ilmu fisika. Einstein juga mengembangkan teori kuantum dan teori medan menyatu. Tahun 1933, Einstein beserta keluarganya pindah ke Amerika Serikat karena khawatir kegiatan ilmiahnya, baik sebagai pengajar ataupun sebagai peneliti terganggu. Tahun 1941, Einstein mengucapkan sumpah sebagai warga negara Amerika Serikat.
    Karena ketenaran dan ketulusannya dalam membantu orang lain yang kesulitan, Einstein ditawari menjadi presiden Israel yang kedua. Namun jabatan ini ditolaknya karena ia merasa tidak mempunyai kompetensi di bidang itu.
    Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, Einstein meninggal dunia dengan meninggalkan karya besar yang telah mengubah sejarah dunia. Kendati begitu, Einstein sempat menangis pilu dalam hati karena karya besarnya – teori relativitas umum dan khusus – digunakan sebagai inspirasi untuk membuat bom atom. Bom inilah yang dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia II berlangsung.
    Einstein meninggalkan sebuah wasiat bagi para generasi penerus yang ingin mengikuti jejaknya. Pesannya: ”Persyaratan paling penting bagi orang yang ingin menjadi seperti saya adalah mawas diri dalam hal APA yang di-PIKIR-kannya serta BAGAIMANA ia ber-PIKIR, bukan dalam hal APA yang di-KERJA-kannya atau di-ALAMI-nya”. Sebuah pesan yang sangat dalam yang patut kita renungkan.

    Sunday, August 5, 2007

    Sort Message Service (SMS)

    Pukul 22.20, saat aku sedang asyik nonton bola Chelsea Vs. Manchester United di ajang Community Shield, sebuah SMS masuk ke HP ku. Nomor pengirimnya tidak tercatat dalam memory HP ku (artinya orang baru atau setidaknya orang lama dengan nomor baru). Aku baca, dan sempat membuat aku tertegun.
    SMS itu berbunyi:

    Sesuatu yg dianggap sepele sebalikx mungkin penting bg org lain krn stiap org memiliki porsi yg beda menyikapi sesuatu”.

    Aku sekilas tidak faham dengan maksud SMS itu. Aku membalas dengan sebuah keraguan apakah orang tersebut tidak salah kirim. Namun masih dari nomor yang sama menjawab:

    Kmu memang tdk kan prnah ngerti krn mungkin sesuatu telah mbuat kamu sulit memaknai ktulusan n bisa jadi kamu memang buta”.

    Aku semakin tidak mengerti. Sejenak aku berpikir berusaha mereka-reka apa maksud dari SMS itu dan siapa pengirimnya. Tetapi aku belum mampu memaknai apa pun. Blank. Aku memutuskan untuk tidak membalas karena aku berpikir mungkin hanya orang iseng. Tidak lama kemudian SMS masuk lagi:

    Jgn pernah bdiri diketinggian tp jgn pula terbaring dlm jurang. Dan ingat saat brjalan dan kau jatuh ke2 tanganmu bth sesuatu utk mgangkatmu. Entah Cinta? Sahabat? atau org2 yg km benci. Itu tgantung km dan ktulusan mrk”.

    Semua aku rasakan semakin aneh, apakah orang ini memang orang yang aku kenal atau hanya orang iseng yang ingin memamerkan kemampuannya mengolah kata?. Aku kemudian menjawab:

    Wah bahasax tinggi banget. Alhamdulillah sy punya bnyk sahabat n seingatku tak ada org yg kubenci. Makasih tlah beri petuah berarti. Aku hanya jalani hidup apa adax”.

    Tidak lama kemudian, aku terima SMS balasan:

    Km salah km blm jlni hdp apa adax krn km msh brjln sendiri bekalmu blm cukup. Aku brharap duri2 khdpan tak mnusukmu walau itu hax doa krn km tak pernah melihatku lbh dekat dr sekian sahabatmu krn aku bukan siapa2. Malam berlalu tidurlah dlm harapan dan impianmu”.

    Seketika aku berusaha mengingat masa-masa yang telah kulalui. Pernahkah aku memiliki sahabat yang aku perlakukan seperti itu? Aku berusaha terus mengingat tetapi aku tak menemukan seorang pun. Selama ini aku selalu berusaha untuk menjadi teman yang baik. Atau aku telah khilaf? Aku kemudian menjawab SMS itu:

    Maaf jk aku sperti itu. Tak seorang manusia pun yg sempurna tp dg itu kta slalu punya smangat tuk mencari. Tp kita harus obyektif & tidak slamanya pikiran kta benar".

    Aku terus menunggu jawaban SMS itu untuk memperjelas dan berusaha menebak siapa dibalik SMS itu. Tetapi hingga posting ini kuselesaikan, SMS balasan itu tak kunjung masuk ke HP ku. Mungkin dia telah tertidur.
    Selamat tidur ”Sahabat” yang tak bisa kuingat, Aku hanya ingin kau tau bahwa aku tidaklah seperti yang kau pikirkan.

    Thursday, July 12, 2007

    ToKonjo Blog: Friend's Picture

    Ada sedikit perubahan di blog ini, coba lirik bagian bawahnya. Disana ada foto-foto walau sebenarnya bukan barang baru karena sebelumnya saya sudah memajang foto di sidebar sebelah kanan tapi hanya beberapa gambar saja. Saya tetap menggunakan Picture Trail untuk menampilkan foto-foto itu. Lalu apa yang istimewa, sebenarnya tidak ada sama sekali.
    Hanya saja, ada tambahan beberapa foto, selain foto saya dan keluarga juga terdapat foto teman-teman, sahabat-sahabat (teman dan sahabat lama maupun baru). Semestinya saya minta izin dulu untuk memajang foto-foto itu, tetapi itu tidak saya lakukan. Kenapa? Karena jika saya minta izin, mungkin ada beberapa teman yang keberatan, jadi jalan terbaik adalah pajang dulu baru minta izin.
    Nah, postingan ini ada untuk meminta izin ke sahabat-sahabat yang saya pajang fotonya. Dengan segala kerendahan hati, saya memohon maaf dan izin untuk memajang foto-foto kalian yang cantik dan ganteng. Pun, jika ada diantara sahabat yang keberatan silahkan hubungi saya via email, sms, telpon atau sempatkan diri untuk berkunjung ke tempatku (tentunya bawa bingkisan dong), atau bahkan lewat telepati yang penting bukan ”doti-doti”. Tidak ada maksud lain untuk semua itu, saya hanya merasa bahwa blog ini adalah kebanggaanku dan saya ingin sahabat-sahabat hadir mengambil bagian dalam kebanggan itu minimal lewat foto.
    Diantara sahabat yang saya pajang fotonya:
    1. MhomanK, Basir, Dirwan, Nia Edja, Baya, Murni, Timah (Civitas Akedemika Fisika UNM Angkatan 2000)
    2. Rifqa dkk (Bulukumba)
    3. Amha (Parepare)
    4. Thiny (Parepare)
    5. Bapak Yohannes Surya (kalau yang ini bukan sahabat tapi idola: Fisikawan terbaik Indonesia)
    Update:Foto-foto itu kini hilang entah ke mana...

    Saturday, June 30, 2007

    Akhirnya Pulang Kampung

    Setelah penantian cukup panjang berkutat dengan pekerjaan di SMP Negeri 5 Parepare dan Parepare Cyber Education Center (PCEC), akhirnya hari ini aku akan menengok orang tuaku di kampung halaman. Terakhir kali pulang ke Herlang, Butta Panrita Lopi Bulukumba pada bulan Januari 2007. Kalo dihitung-hitung sekitar 6 bulan. Ini pertama kali meninggalkan orang tua selama ini. Waktu masih aktif kuliah, paling lama 3 bulan sekali pasti pulang nengok keluarga.
    Setahun berada di kota Parepare ini cukup melelahkan. Berkutat dengan pekerjaan yang tiada habisnya. Semuanya untuk mengejar ”setoran”. Tapi aku tidak ingin dianggap pemburu materi oleh orang tuaku. Mereka tidak pernah menyebutku begitu, namun aku merasa seperti itulah aku adanya saat ini. Hanya mementingkan kerjaan, bahkan pada saat salah satu anggota keluarga meninggal dunia, aku tidak pulang dengan alasan kerjaan.
    Sebelum semuanya terlambat, aku ingin menepis semua. Materi sangat penting tapi jangan sampai melupakan keluarga. Susah payah membesarkan aku, menyekolahkan, bahkan berjuang setengah mati untuk membuat aku jadi sarjana. Namun setelah semuanya aku gapai, aku jarang menjenguk mereka. Durhaka. Walau aku tau pasti bahwa mereka tak akan pernah meminta balasan atas semua yang mereka lakukan, dan bagaimana pun inginnya aku membalas tak akan mampu melunasi semuanya. Aku hanya ingin mereka bahagia, tersenyum menyambut kedatanganku. Moment paling mengesankan adalah ketika aku datang, ibu pasti meluk aku dan bilang ”anakku pulang”.
    Jarak dari Parepare ke Herlang Kab. Bulukumba sekitar 450 km. Kalo mengendarai blacky perkirakan sampai dalam waktu 7 jam. Tapi rencananya singgah di Makassar dulu, besoknya baru lanjut ke Bulukumba.
    Ibu, aku datang. Semoga tidak ada halangan dalam perjalanan.

    Friday, June 22, 2007

    IT: Sebuah Jawaban

    Kita mungkin malu mengakui bahwa Negara kita Indonesia sangat tertinggal jauh dari negara lain dalam bidang Teknologi Informasi bahkan pada skala kecil misalnya Asia Tenggara. Kita tidak mampu berbicara banyak tentang bidang yang satu ini bahkan mungkin juga untuk bidang-bidang yang lain. Singapura dengan jumlah penduduk yang sangat kecil dibanding Indonesia dengan luas wilayah yang tak lebih besar dari pulau Jawa mampu menempatkan diri sebagai "Raksasa Teknologi Informasi" di Kawasan Asia Tenggara.
    Pertanyaan yang sangat manusiawi muncul "dimana Indonesia?". Kita masih tertinggal jauh. Padahal Sekolah Tinggi, Akademi bahkan Universitas yang berbasis TI menjamur di negara kita, tetapi apa yang telah diperbuat?. Dengan kualifikasi yang mereka miliki seharusnya kita tidak ragu untuk menggantungkan harapan dalam upaya peningkatan Indonesia dalam dunia TI.
    Jika kita memiliki SDM yang sedemikian hebatnya?, lalu di mana permasalah yang paling fundamental?. Menurut survey, Indonesia adalah negara dengan tarif layanan internet termahal di dunia, jika demikian bagaimana IT di negeri ini bisa memasyarakat jika yang mengkonsumsi simbol perkembangan TI ini hanya bisa dilakukan oleh kalangan elite.
    Bahkan yang paling menyedihkan, provider penyedia jasa internet itu bukan lagi murni milik Indonesia tetapi telah terjual dan dimiliki oleh pihak asing. Tentu saja jika demikian kondisinya, orientasinya bukan untuk memasyarakatkan TI tetapi bagaimana menarik keuntungan sebanyak mungkin.
    Pemerintah seharusnya peduli dengan permasalahan ini dengan menyiapkan perangkat hukum yang jelas untuk berupaya menumbuhkembangkan IT di negeri ini. Perangkat hukum itu seharusnya mampu memberikan peluang kepada anak negeri untuk mengakses internet seluas-luasnya, memberi peluang kepada pengusaha untuk mencipta sendiri perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukungnya. Jika demikian adanya, maka negara kita tak lagi menjadi konsumtif tetapi kita berharap menjadi produsen. Ketika itu terjadi, Indonesia akan tercatat sebagai negara dengan IT yang dperhitungkan di dunia.

    Monday, May 28, 2007

    Selamat Jalan Paman, Selamat Jalan Sahabat

    Setiap yang hidup pasti akan mati, setiap yang ada akan kembali ke ketiadaan. Takdir Tuhan tak dapat dilawan, Tuhan dapat mengambil milik-Nya kapan saja, tetapi saya berkeyakinan bahwa Tuhan tidak “bermain dadu” dalam menciptakan dunia termasuk tidak “bermain dadu” dalam mengambil hidup hamba-Nya, semuanya terencana entah dengan cara apa. Einstein (fisikawan terbaik dunia sepanjang masa) yang seorang Yahudi jauh sebelum hari ini telah menyadari hal itu.
    Paman yang kusayang dan menyayangi aku dan keluargaku pada hari Senin tanggal 28 Mei 2007 pukul 20.00 Wita harus memenuhi panggilan Ilahi yang menandai perjalanan singkatnya di dunia fana ini di usia sekitar 30-an tahun. Tak seharusnya aku meratap karena itu sebuah keharusan oleh-Nya, tetapi tetap saja hatiku tersayat dengan kenyataan ini. “Pamanku, Sahabatku” telah pergi, terlalu banyak kenangan yang kau torehkan untukku dan keluarga kita. Aku tidak meratap karena kepergianmu, tetapi kenangan masa hidupmu terpampang jelas dalam benakku.
    Kau menemani masa kecilku hanya sekejap, lalu kau pergi seperti lenyap di telan bumi dan kembali hadir pada saat usiaku telah menginjak dewasa lalu sekarang kau harus pergi lagi dan tak mungkin kembali.
    =====
    Dia menemani masa kecilku walau hanya sesaat dan saat itu Dia sudah SD. Kadang di sore hari Dia mengajak aku bersamanya mengembala sapi, mencari buah kenari atau sekali-kali dia memanjat pohonnya dan tugasku memunguti buahnya. Aku masih kanak-kanak ketika Dia meninggalkan kampung halaman “Herlang” ke negeri Jiran Malaysia. Sejak itu tidak pernah ada kabar darinya, dia pergi bagaikan peluru yang tak ingat kembali, mungkin sekitar 17 tahun.

    Saat kuliahku menginjak semester 6, tiba-tiba dia pulang dengan membawa seorang istri (perempuan Jawa). Seakan tak percaya bahwa dia masih ingat pulang setelah sekian lama. Pada saat itu Ayahandanya baru saja meninggal dunia dan tinggal Bundanya seorang. Aku tidak menyangka bahwa dia mengenaliku dan memelukku erat padahal dia pergi saat aku masih balita. Tidak ada yang berubah darinya, dia masih memanjakanku seakan masih menganggapku seperti saat dia tinggalkan dulu. Bagiku, Dia bukan hanya sekedar Paman tapi lebih sebagai seorang sahabat yang menghilangkan batas kewibawaan antara paman dan keponakan.

    Untuk menghidupi istri dan ibundanya, Dia beli sepeda motor yang digunakannya untuk menarik ojek. Mungkin karena itulah (dengan tidak mengesampingkan kekuasaan Ilahi) ajal menjemputnya. Bulan September 2006 lalu dia harus diopname di RSU Sultan Daeng Raja Bulukumba karena lever, imbas dari hepatitis yang dideritanya, namun Kuasa Tuhan masih menganugerahinya kesehatan. Setelah beristirahat total selama 3 bulan, dia kembali narik ojek untuk menghidupi keluarga. Dan selama Dia narik ojek, adikku satu-satunya yang juga sangat disayanginya tidak perlu susah payah untuk ke sekolah karena diantar jemput olehnya plus uang jajan setiap hari.
    =====
    Dan hari ini Dia harus menutup mata untuk selama-lamanya setelah sebelumnya terbaring sakit dengan penyakit yang sama, meninggalkan istrinya, ibundanya dan kami semua. Yang aku sesali karena aku tidak bisa di sampingnya pada detik-detik terakhir hidupnya, tidak bisa mengantar jenazahnya, dan tidak bisa larut dalam khidmat ta’ziahnya. Aku berada jauh sekitar 400 km darinya dan harus menuntaskan Prajabatan. Segenap cinta dan kasih sayang yang Kau berikan akan kami kenang, dan kami akan senantiasa mendoakanmu.

    Selamat jalan Paman…!!!. Aku tak bisa temukan kata yang terbaik untuk melepas kepergianmu.

    Persembahanku untuk Paman Rappelis, semoga arwahmu tenang di sisi-Nya.

    Monday, May 14, 2007

    Prajab Hari Ke-1, Dewi Fortuna Selingkuh

    Jam 06.00 pagi ha-pe ku bunyi, dengan mata yang masih enggan terbuka kulihat Shanty memanggil. Aku tau tujuannya, membangunkan aku karena sebelumnya dia sudah janji. Rencananya mau dibangunkan jam 05.30 tapi aku mengubah jadwal pada jam 04.30 lewat sms karena sampai jam itu aku belum bisa tidur. Isi sms nya meminta Shanty bangunkan jam 06.00 saja, bukan jam 05.30.

    Aku sulit tidur karena mungkin sebelumnya minum kopi (Iqa bilang: pikiranku bloon karena minum kopi). Aku berusaha pejamkan mata tapi kelengkapanku untuk pembukaan Prajabatan terus menghantui. Mungkinkah toko itu cepat buka? Aku kehilangan kesadaran sekitar jam 5 seiring dengan lantunan ayat suci dari masjid-masjid di sekitaran tempat tinggalku dan baru tersadar jam 06.00 pagi oleh panggilan Shanty itu. Makasih Shan, kamu memang adik yang baik.
    Aku bergegas bangun, tidak seperti biasanya yang malas-malasan. Aku tidak langsung mandi tapi panasin si Blacky dulu plus mengelusnya dengan kain halus agar kinclong. Setelah itu baru mandi, pasang setelan KORPRI dan tidak lupa tenggerkan kopiah di kepala yang aku beli di Senggol, nampang depan cermin, wah “kebapakan” banget. Menu wajib mandi pagi, bersin-bersin hebat tidak terlewatkan karena penyakit pholip.

    Aku segera berangkat. Karena Hotel Graha di pinggiran kota, diperjalanan aku tak sedikit berpapasan dengan orang dengan setelan sama yang artinya peserta prajabatan juga yang sudah menuju ke tempat kegiatan sementara aku malah memacu si Blacky masuk kota. Mungkin mereka berfikir aku salah informasi tempat, tetapi aku tidak ambil pusing. Si Blacky terus melaju lewat depan Toko 75, wah belum buka. Alamat kacau nih. Aku terus ke Toko Harmonis, kejadian sama aku temui. Aku terancam gak dapat papan nama dan lencana KORPRI kalau begini. Aku berpikir beli pulsa dulu karena di depan toko itu ada nomor telpon, aku mau hubungi pemiliknya. Tapi saat aku mutar ke samping toko itu, ada perempuan berdiri depan pintu samping yang sepertinya mau masuk ke toko itu sambil meneriaki penghuni di dalamnya. Aku bertanya “ada orang gak di dalam?”, dia jawab “ada”. Aku ikutan menunggu disitu. Tak lama orangnya keluar, setelah utarakan maksud, dia minta notanya. Aku utak atik dompet koq tidak ada, tapi aku berpikir aku siap bayar ulang yang penting barangnya ada. Tetapi ternyata notanya ada tapi terselip diantara lembaran-lembaran uang dan akhirnya papan nama itu ada di tanganku, dan untungnya disitu juga dijual lencana KORPRI. Aku tersenyum lega. Dewi Fortuna ternyata masih senang berselingkuh denganku. Aku kemudian memutar arah ke tempat kegiatan dengan santai karena waktunya masih banyak.

    Di hotel Graha sudah banyak yang datang, termasuk teman-teman se unit kerjaku. Kami berbincang lepas dan tak lama dipanggil masuk ruangan untuk geladi bersih (apa yang bersih, kotor aja tidak ikut…???). Tetapi relatif mudah saja. Yang paling mengesankan adalah pada saat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Aku menyanyi dengan lantang dan entah mengapa seperti itu bahkan aku merasa bulu tubuhku merinding. Geladi bersih selesai dan tinggal menunggu kedatangan Walikota Parepare M. Zain Katoe. Tidak lama beliau datang dengan senyuman khasnya, dan pembukaan dilangsungkan dengan khidmat. Dan kembali bulu tubuhku merinding pada saat menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh semangat. Mungkin karena terlalu lama aku tidak menyanyikannya. Setelah pembukaan, masuklah materi pengantar Diklat Prajabatan yang intinya tentang pelaksanaan Prajabatan Gol. III. Itu berlangsung sampai sore sekitar jam 15.45. Berhubung materi terakhir adalah Ceramah Umum dari Walikota dan beliau tidak bisa hadir, peserta dipulangkan.

    Sungguh hari pertama yang melelahkan, diawali dengan deg-degan dan berakhir pada rasa ngantuk hebat di ruangan. Panitia mengingatkan “tidak boleh tidur kecuali tertidur”. Aku yakin sanggup menjalani Prajabatan ini selama dua minggu ke depan. “Ayo Syarief, semangat jangan lemes”, itu sms dari Iqa (Rifqa Nukman: Karyawan GraiHalo Telkomsel Bulukumba). Makasih Iqa, makasih Shanty, you are my best friend (jangan diketawai kalau English nya salah ya…)

    Sunday, May 13, 2007

    Prajabatan Dinanti, Kacau Balau

    Setelah penantian cukup panjang, Prajabatan untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kota Parepare akhirnya digelar juga. CPNS 2006 ditetapkan sejak tanggal 1 April 2006 dan mulai mengabdi 1 Juni 2006. Hampir setahun, akhirnya prajabatan dinanti datang juga. Padahal semua daerah lingkup Sulawesi Selatan telah menyelenggarakan prajabatan untuk CPNS mereka bahkan kabupaten Bulukumba menyelenggarakannya pada bulan November 2006.
    Prajabatan mulai diselenggarakan besok (14 Mei 2007) sampai dua minggu ke depan berlangsung di Hotel Graha Kota Parepare. Seminggu sebelumnya aku telah melakukan persiapan untuk mengikuti prajabatan ini termasuk pengurusan berkas, papan nama, pakaian KORPRI, peci hitam dan belakangan saya ketahui harus memakai lencana KORPRI. Namun di luar dugaan menjelang detik-detik akhir pelaksanaan aku harus kalang kabut untuk melengkapi persiapan-persiapan yang dibutuhkan.
    Sejak hari Senin yang lalu aku sudah memesan papan nama di Toko Harmonis dan dijanji akan diambil hari Jumat tetapi entah mengapa sampai waktunya tiba belum jadi juga. Aku dijanji ambil hari Sabtu. Hari Sabtu aku kembali ke toko itu tetapi lagi-lagi belum selesai. Aku jadi naik pitam kepada pemilik tokonya. Dengan nada membujuk dia mengatakan kembali lagi besok (maksudnya Minggu) dan toko itu buka sampai jam sembilan malam. Dengan hati yang mendongkol aku tinggalkan toko itu yang tersalurkan lewat si Blacky yang kupacu kencang-kencang dengan suara knalpotnya yang memang di atas rata-rata karena habis diganti dengan knalpot racing.
    Hari minggu adalah persiapan akhir, semua peserta harus datang untuk geladi kotor di Hotel Graha sekaligus pembagian perlengkapan. Tetapi karena penyakit “malas” datang lagi makanya aku tidak ikut karena aku masih menikmati hari tidur nasional. Jam 8.30 malam aku telpon teman untuk menanyakan hal-hal yang akan dilakukan besok. Aku hubungi Pak Sofyan (guru geografi), tidak diangkat. Aku hubungi Pak Mansur (guru Bahasa Indonesia), tidak diangkat karena ternyata mereka sedang di kendaraan menuju Senggol untuk refreshing. Aku teringat ibu Rahmiati (guru Geografi), nah diangkat. Beliau kemudian menjelaskan semua kelengkapannya. Pas beliau ngomong papan nama, seketika aku histeris karena ternyata aku belum ambil papan nama itu di Toko Harmonis. Cepat-cepat aku tutup telpon kemudian memacu si Blacky dengan kecepatan tinggi menuju toko itu karena sebentar lagi jam sembilan malam. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih karena toko itu sudah tutup padahal ini belum jam sembilan, mana besok harus masuk jam 07.30. Aku hanya bisa berharap toko itu cepat buka besok. Aku kemudian kembali ke base, nelpon kembali ke Pak Sofyan, diangkat. Aku kembali tanya-tanya, dia bilang harus ada lencana KORPRI yang adanya hanya di toko 75. Aku kembali pacu si Blacky sekencang-kencangnya ke toko itu yang lumayan jauh tapi lebih dekat dibanding toko Harmonis. Kembali aku harus gigit jari karena toko itu sudah tutup juga.
    Ya Tuhan, apa yang terjadi denganku. Kenapa aku jadi pikun begini. Apa yang akan menimpaku besok ya di tempat prajabatan. Bapak/Ibu panitia begini bla...bla...bla... ah basi.... Skenario pertama aku harus pagi-pagi ke kedua toko itu dan berharap kedua toko itu cepat buka. Jika skenario pertama gagal maka persiapkan skenario kedua, harus memasang wajah memelas di depan panitia dan alasannya harus sudah dipersiapkan malam ini.
    Peterpan Band bilang “apa yang terjadi, terjadilah...”. Aku pasrah dengan apa yang akan terjadi besok. Semoga Dewi Fortuna masih ingin berselingkuh denganku.

    Wednesday, May 9, 2007

    Masa Kecil, Sengsara...???

    Malam ini sepulang dari kantor aku berkunjung ke rumah teman kantorku (Adhi), rencana mau memoles si Blacky (motor kesayangan), karena kebetulan dia punya pengalaman untuk itu. Sesampai di rumahnya ternyata mati lampu. Gelap gulita.
    Tidak lama, Bapak temanku itu keluar membawa sebuah pelita kecil yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar. Kemudian ia kembali masuk ke dalam dan temanku masuk kamarnya entah ngapain. Aku tinggal duduk sendiri di ruang tamu memandangi pelita kecil itu sekian lama.
    Entah mengapa, memandangi pelita kecil itu membawa anganku kembali ke masa kecilku. Dan sesampainya di kantor aku tertarik untuk menulis kisah itu. Masa yang tak terlupakan yang kulakoni di Butta Panrita Lopi Bulukumba yang berjarak sekitar 500 km dari tempatku saat ini. Masa kecilku di temani oleh temaram pelita kecil karena aku tinggal di sebuah desa yang sangat terpencil. Listrik saat itu belum masuk (saat ini sudah ada) dan jalannya masih dari tanah yang belum terlapisi aspal sehingga kalau hujan, tak satupun mobil angkutan yang berani melewatinya, itu pun jumlahnya hanya beberapa. Desa itu bernama Desa Tibona Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Padahal komoditi hasil alam di tempat ini sangat menjanjikan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tetapi hingga kini perkampungan itu masih terlupakan oleh pemerintah atau bahkan dianggap tidak ada dalam peta. Saat aku masih tinggal di tempat itu, babi hutan masih merupakan pemandangan yang tak asing dijumpai setiap harinya atau bahkan boleh dibilang menjadi teman bermain.
    Aku tidak terlahir di tempat itu, aku terlahir di kecamatan lain yaitu Kecamatan Herlang di sebuah gubuk yang tak layak disebut rumah di tengah kebun yang dinaungi pohon mangga “macan” yang sangat besar. Kondisinya tidak kalah menyedihkan. Karena letaknya di kebun sehingga rumahku tidak bertetangga dengan siapa pun. Gubuk reot itu berdiri sendiri. Saat usiaku menginjak 4 tahun, Tuhan semakin menyengsarakan keluargaku dengan merampas gubuk kecil itu dengan lalapan api. Sejak itulah kedua orang tuaku yang hanya memiliki aku sebagai harta satu-satunya terlunta-lunta dan harus berjuang untuk memperoleh tempat tinggal yang baru.
    Orang tuaku sempat mencoba untuk tinggal di Kawasan Adat Ammatoa Kajang namun hanya bertahan sekitar 3 bulan karena kondisi di tempat itu tidak sesuai dengan keyakinan orang tuaku. Orang di kawasan adat Kajang menganggap bahwa shalat tidak perlu terikat dengan gerakan-gerakan tapi terkenal dengan istilah “je’ne tammaluka, sambayang tammattappu’” ---wudhu yang tidak pernah batal, shalat yang tidak pernah terputus atau terhenti---. Menurut anggapan mereka, tidak perlu melakukan ritual gerakan shalat intinya adalah zikir (mengingat) Allah dalam setiap aktivitas dan cukup sekali wudhu maka itu tidak akan batal sampai kapan pun. Walau sebenarnya mereka tidak mengintervensi orang tuaku dalam hal keyakinan tetapi pernah sekali Ayahku dipaksa minum “tuak: minuman keras dari aren” tetapi Ayahku menolak. Sejak saat itu kehidupan keluargaku tidak pernah tentram. Akhirnya di “subuh buta” dengan digendong Ibuku, kami meninggalkan tempat itu.
    Tujuan kami adalah Desa Tibona sesuai dengan cerita awal tadi. Rumah di tempat ini masih sangat jarang dan jaraknya saling berjauhan sehingga praktis aku tidak punya teman bermain. Awal-awal aku di tempat ini dikaruniai adik tetapi umurnya hanya sekitar satu tahun dan aku harus sendiri lagi. Di tempat inilah aku menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD 68 Tibona. Setiap hari berangkat sekolah menyeberangi sungai dan hutan kopi yang ketika datang musim berbunga baunya sangat harum tetapi bisa menyebabkan flu. Sesekali bertemu kawanan babi hutan, tetapi semua seakan menjadi teman. Hanya saat kelas 1 aku sering diantar Bapak, namun setelah itu aku sudah berani berjalan sendiri. Awal masuk sekolah sampai sekitar kelas 3 menjadi hari tersulit karena aku belum bisa bahasa Bugis (bahasa di tempat ini) karena aku terlahir di komunitas bahasa konjo. Tetapi di sekolah aku tergolong cerdas karena selalu rangking I sejak kelas II. Aku hanya mendapatkan keceriaan ketika di sekolah dengan teman-teman dan harus sendiri lagi kalau sudah kembali ke rumah. Tetapi aku bisa belajar dengan tenang ditemani pelita kecil yang ketika bangun pagi harus bersihkan hidung karena pelita itu menyisakan kerak di sana. Orang tuaku hanyalah petani serabutan. Mengelola lahan orang lain dan memperoleh bagian setengah dari lahan yang dikelola. Sangat memprihatinkan.
    Saat aku duduk di kelas VI, aku kembali dikaruniai adik perempuan yang saat ini sudah SMP dan sebentar lagi masuk SMA. Tetapi adikku tidak terlalu merasakan pahitnya hidup seperti yang kurasakan kalaupun dia merasakan maka dia belum mampu mengingat karena saat itu dia masih sangat kecil dan aku berdoa semoga itu tidak akan pernah adikku rasakan.
    Di desa ini, terdapat sebuah sekolah SMP, saat aku lulus SD orang tuaku menganjurkan untuk sekolah di situ. Tetapi saat itu pikiranku sudah mulai terbuka dan menatap jauh ke depan. Aku berpikir tidak akan bisa maju kalau terus berada di tempat ini, apalagi dengan kualitas SMP itu yang tidak terlalu bagus. Maka aku meminta kepada orang tuaku untuk melanjutkan SMP di Kecamatan Herlang (tanah kelahiranku) yang lebih maju dibanding kediamanku saat itu dan menumpang di rumah tanteku. Orang tuaku mengizinkan tetapi aku harus berangkat sendiri, karena adikku masih kecil dan tidak bisa ditinggal. Jarak dari Tibona ke Herlang sekitar 50 km yang harus ditempuh dengan dua kali pindah kendaraan umum. Aku memberanikan diri demi masa depan, dan itulah pertama kalinya aku naik kendaraan umum sendiri.
    Akhirnya aku sekolah di SMP Negeri Batuasang (sekarang SMP Negeri 2 Herlang), dan tidak lama setelah itu orang tuaku menyusul dan meninggalkan Desa Tibona tetapi kebun kami masih ada di sana yang setiap tahun menghasilkan buah-buahan yang menarik untuk dikunjungi, bahkan kadang rindu untuk kembali ke sana. Tetapi sejak SMA bahkan kuliah, aku sangat jarang berkunjung ke sana apalagi sekarang aku semakin jauh. Hanya Bapak yang sesekali menjenguk kebun itu. Tetapi orang tuaku tidak ingin menjualnya entah dengan alasan apa.
    Sungguh masa kecil yang sengsara. Tapi Tuhan memperlihatkan keadilan dengan sedikit memperbaiki taraf hidup keluargaku termasuk berhasil membuat aku menjadi sarjana walau harus meniti karrier jauh dari mereka. Adakah orang tua yang sebaik itu?

    ***Terima kasih Adhi, kau membangkitkan keinginanku untuk menulis ini di blog tersayang***

    Wednesday, April 25, 2007

    Pembina Upacara

    Sudah tradisi di SMP Negeri 5 Parepare bahwa semua guru dapat giliran menjadi Pembina Upacara tak terkecuali aku yang belum cukup setahun mengabdi. Nah, tanggal 23 April 2007 kena dech giliran aku.
    Sebenarnya tidak ada persiapan khusus, tapi aku paling alergi bangun pagi. Sekedar info ***selama ini jarang ikut upacara*** karena kebanyakan telat bangun pagi. Aku takutnya terlambat bangun, wah gawat bisa diomelin oleh semua guru di sekolah, kepala sekolah, untung kalo siswanya gak ikut ngomel, atau sampai meja dan kursinya ikut ngoceh.
    Makanya segala tips dan cara dilakukan termasuk melakukan ritual (ritual tuh, tidur cepat. Ha? Hubungannya dimana?). Tapi dasar kebiasaan begadang, udah tidur sekitar jam sembilan malam, ehhhh terbangun lagi jam sebelas. Wah, udah was2 pasti telat bangun lagi. Mutar otak, pasang alarm di ha-pe? Udah. Tapi biasanya gak mempan karena suka gak sadar bangun cuma matiin aja. Ah, hubungi Shanty suruh dia telepon jam lima tiga puluh pagi tuk bangunin karena dia pasti cepat bangun tuk berangkat sekolah. Sekitar jam dua tidur lagi dengan terlebih dahulu membuat konsep dalam otak apa yang ingin disampaikan(pinjam istilah nenek Einstein: eksperiman dalam fikiran, he he he). Selamat tidur Syarief.
    =====
    Jam lima tiga puluh aku dengar ha-pe ku bunyi. Dengan mata masih enggan terbuka aku menyapa “halo”, “halo kak, bangun katanya mau bangun cepat” kata suara merdu diujung telpon. “mmm, iya. Makasih”. Sesudah basa basi sebentar telepon pun ditutup. Aku lirik jam di ha-pe, ah masih sangat pagi… masih ada waktu tidur sebentar lagi. Lanjut lagi tidurnya (dasar pemalas). Tidak lama tersentak bangun, wah udah lewat jam enam. Buru-buru bangun tapi gak bisa langsung mandi karena dingin sekali. Jadinya duduk2 dulu lalu panasin motor. Mau gak mau harus mandi, meski setelah itu bersin2 hebat ***maklum menderita pholip***. Trus masang pakaian dinas Hansip, ngeceng depan cermin, semprot sana semprot sini, udah siap. Di meja makan blom ada sarapan karena pengantarnya blom datang. Ya sudah, ambil tas berisi buku2 yang belum aku baca semua. Pacu si “Blacky“ ke sekolah yang berjarak sekitar lima kilometer, langsung naik parkiran yang jalan naiknya hampir empat puluh lima derajat. Blum banyak guru yang datang karena di parkiran masih banyak tempat kosong ***hal yang tidak biasa kujumpai karena biasanya aku datang telat dan susah dapat tempat kosong***.
    Pak Yuddin (guru seni) langsung nyapa tapi sapaannya aneh “mimpi apa semalam, barusan datangnya pagi“. Aku hanya tersenyum. Aku terus mendaki menuju kantor karena memang sekolah teksturnya berbukit. Sapaan sama terjadi di sana, bahkan ada guru senior yang cubit dirinya sendiri “apa saya mimpi liat Pak Syarief datang pagi”. Duuuhhh segitu malaskah aku selama ini. Sudah saatnya introspeksi diri, karena selama ini aku memang cuek untuk urusan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran di kelas, apa lagi dengan urusan bergosip ria, bahkan saat SMP Negeri 5 Parepare dililit masalah internal dan terekspose ke media, aku tetap cuek-cuek aja.
    =====
    Jam tujuh nol nol, upacara dimulai. Salah seorang siswa datang melapor sebagai bagian seremonial “Bapak selaku Pembina upacara diperkenankan memasuki lapangan upacara”. Dengan langkah tegap yang dibuat-buat, melangkah menuju mimbar di tengah lapangan. Lho... lho... koq aku ngerasa lutut kiriku kaku. Wah, aku grogi. Gawat. Padahal aku sering hadapi tekanan lebih dari ini. Aku mundur selangkah, tarik nafas dalam2. Akhirnya jadi rileks. Semua teratasi. Tiba saatnya amanah pembina upacara, yang paling dinanti dan paling mendebarkan karena harus ngomong layaknya orang tua yang sok bijaksana dan menjurus ke sok tau dengan guru-guru senior dan kepala sekolah berdiri di belakang. Dengan segala kemampuan aku berusaha mengaplikasikan teori retorika ***materi yang sering kubawakan di acara kemahasiswaan dulu***. Aku awali dengan bicara pengalaman bahwa sekitar enam tahun silam statusku sama seperti mereka sebagai siswa dan berdiri sebagai peserta upacara dan sekarang sudah lain kondisinya. Istimewanya karena hari Senin (23/04/07) sehari menjelang pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMP yang dilaksanakan serentak tanggal 24 April 2007 di seluruh Indonesia. Ya jadinya wajib beri motivasi kepada kelas IX dengan mengulas standar kelulusan yang sulit dengan mengambil contoh Kepala Sekolah di Ngawi yang nekat curi soal untuk siswanya. Aku juga mengulas singkat tentang etika yang sudah sangat berbeda ketika saya sekolah dulu kaitannya dengan tayangan TV yang sangat bepengaruh. Oemar Bakri yang terinjak tak lepas dari ulasanku dengan mengambil contoh guru di Takalar yang harus meringkuk di penjara dan beberapa kasus siswa yang mempolisikan gurunya hanya karena persoalan sepele seakan siswa telah menjadi dewa yang tidak boleh disentuh. Aku tidak banyak basa basi, prinsipku “padat dan semoga aja jelas“.
    =====
    Setelah upacara selesai, aku disambut guru-guru senior dengan jabat tangan. Aku heran, lho ada apa ini?. Ternyata mereka ngasi selamat karena katanya salut dengan perform dan amanah yang menyentuh. Karena setelah upacara langsung diadakan rapat untuk persiapan Ujian Nasional, kalimat2 ku dalam upacara masih dibahas di rapat tersebut bahkan kepala sekolah memberi nilai plus sebagai guru muda. Wah kayak Cristiano Ronaldo (gelandang MU) saja yang memperoleh penghargaan pemain muda terbaik di premiership karena kebetulan sebelum aku, guru muda yang lain telah tampil. Dan guru-guru senior bilang aku berhak menyandang gelar the best.
    =====
    Awal yang baik. Bagiku ini belum apa-apa karena aku yakin masih bisa melakukan banyak hal yang berarti untuk sekolah dan tentunya untuk diriku sendiri. Aku sering berkelakar dengan teman2 guru seusiaku “satu hal yang membuat pikiranku terganggu sebelum tidur Gimana caranya memajukan pendidikan Indonesia dan mencerdaskan anak bangsa”. Dan setelah itu kami tertawa seakan tanpa beban. Memang kedengaran terlalu ideal padahal semua itu adalah tanggung jawab kami selaku Oemar Bakri.

    Tuesday, April 24, 2007

    Maaf Adinda...

    Atas setiap tetesan air mata yang menetes dari matamu, dengan segenap jiwa aku minta maaf atasnya. Tak pernah aku berfikir bahwa semua akan seperti ini. Dari awal aku hanya ingin bahwa dengan aku mengenalmu, akan membuatmu selalu tersenyum... selalu... Tapi mengapa semua harus seperti ini. Kau meneteskan air mata tuk semua yang telah terjadi antara kita, suatu hal yang tidak pernah kuingini, tidak sama sekali.
    Maafkan Adinda, jika kebersamaan kita selama ini menyisakan rasa yang begitu dalam di hatimu. Aku bukannya tidak menyadari itu. Aku sangat faham akan rasa yang kau pelihara dalam hatimu tapi tidak kusangka sedalam itu.
    Dari awal kebersamaan kita, aku sudah mengingatkan bahwa jangan terlalu melibatkan hati karena pasti akan begini jadinya. Aku faham akan semua keinginanmu, tapi di tempat lain dari belahan bumi ini ada seseorang yang mengharapkan hal sama seperti yang kau ingini. Dan dia terlebih dahulu memilikinya sejak sekitar 9 tahun yang lalu.
    Aku tidak ingin menyiksa kaum kalian, yang aku pegang hingga kini. Pengkhianatan tak ingin lagi kulakukan karena aku telah pernah menyakitinya dengan hal yang sama namun dia masih memberi belas kasih dan memaafkanku. Aku tidak ingin lagi menyakitinya. Aku juga tidak ingin menyakitimu lebih dalam dengan menunda pengakuanku atau bahkan membohongimu.
    Mungkin aku salah, dan sikapku selama ini telah membuat semua rasa di hatimu tumbuh subur. Tapi aku hanya ingin kau bahagia dengan semua perhatianku. Aku memang sangat menyayangimu terlebih saat-saat kamu harus berjuang menghadapi ujian nasional. Aku tidak ingin kau gagal karena kuganggu perasaanmu dengan mengatakan semua tentang diriku sejak awal.
    Apa yang terjadi dalam hatiku, cukuplah aku yang tau. Tapi aku ingin menyayangimu sebagai adikku yang manis karena aku gak bisa lakukan lebih dari itu. Tak perlu kau tanya apakah aku menyimpan rasa yang sama, karena semua itu tidak akan berarti apa-apa.
    Adinda, aku bukan siapa-siapa. Aku bukan yang terbaik dan tak pantas kau pilih, bukankah aku sudah katakan itu sejak awal. Aku manusia yang punya cinta tapi tak lagi bisa aku gunakan. Kau terlalu baik untuk diperlakukan tidak wajar, aku terlalu sayang sehingga tak mungkin kubohongi tentang siapa diriku. Cukuplah kau mengerti siapa aku, bagaimana aku dan maafkan jalan yang aku pilih.

    Atas setiap tetes air matamu...
    Pada setiap tetesannya aku mohon maaf

    Jadilah Adindaku yang manis...
    Tetaplah tersenyum...
    Hidup lebih indah dari yang kau bayangkan...