Friday, March 30, 2007

Parepare

Itulah nama kota yang saat ini kudiami untuk meniti karrier. Konon kota ini adalah tempat kelahiran mantan Presiden ke III Prof. Dr. Ing. Baharuddin Jusuf Habibie. Kota yang sukses dalam bidang niaga dan menghasilkan banyak devisa untuk daerah (klo tidak salah namanya PAD) sehingga dikenal dengan "Kota Bandar Madani".
Sebenarnya kota ini cukup kecil tetapi aktivitas masyarakat sangat mobile dan menjadi kota terbesar kedua setelah Makassar di Sul Sel, baik bidang perdagangan terlebih lagi politik. Jauh sebelum ke kota ini, aku dengar bahwa kota ini adalah "lumbung cewek" yang entah dalam skala pengertian apa. Tapi memang itu terbukti menurut skala pemikiranku yang sempit, kota ini menjadi kota yang sangat mobile dalam dunia hiburan apalagi hiburan malam. Tengoklah sebuah nama jalan yaitu Jl. Pelanduk. Mungkin semua orang yang mengenal kota ini tak asing dengan nama jalan itu sebagai sebuah simbol dunia malam yang hitam. (Itu dari sisi hitam).
Tetapi secara nyata, kota ini memang menyuguhkan kaum hawa dengan tingkat dan cara bergaul hampir tak berbeda dengan Kota Makassar yang terlebih dahulu maju sebagai kota Metropolis, berbeda dengan daerah lain di Sul Sel. Tapi apakah itu indikator kemajuan?, pikiran bodohku tak mampu menjawab.
Tapi sisi baik dari kota ini cukup banyak. Untuk pelayanan publik, mungkin Kota ini salah satu yang terbaik dan memperoleh penghargaan dari pemerintah pusat "yang entah apa namanya" dan menjadi percontohan administrasi di Indonesia. Selain itu, kota ini meraih Adipura dua tahun terakhir.
Untung saja sisi gelap Kota ini mampu tertutupi dengan berbagai prestasi yang entahkah itu seimbang. Aku hanya pendatang di Kota ini yang belum genap setahun. Mudah-mudahan kota ini mampu menjawab semua obsesi dan keinginanku.

Thursday, March 29, 2007

Oemar Bakri telah Terinjak

Santer di media bagaimana seorang guru di Takalar (salah satu Kabupaten di Sul Sel) yang harus meringkuk di Penjara. Sebuah fenomena yang sangat memiriskan dan semakin membuktikan dekadensi moral di negeri ini pada semua strata.
Setiap orang berpeluang untuk menikmati bui jika sesuai dengan yang dilakukannya tidak dengan jalur yang tidak wajar. Karena ketidakwajaran itu pula, PGRI setempat menginstruksikan seluruh guru untuk mogok mengajar sebagai aksi protes atas keputusan yang tak bijak itu.
Seorang guru yang berusaha menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan sekaligus pendidik yang ingin melihat anak bangsa tercerahkan harus berakhir di penjara yang tak seorang pun menginginkannya. Sang guru konon menegur seorang siswa yang tidak masuk mengikuti pelajaran saat pembelajaran berlangsung, alhasil dibalas oleh sang siswa dengan kata-kata yang tidak pantas. "Ana' Sundala: Anak Haram yang lahir dari seorang pelacur", kata yang sangat tidak pantas untuk komunitas Bugis Makassar terucap oleh sang siswa untuk gurunya yang harusnya dihormati. Atas nama "Siri na Pacce: Harga diri" sang guru memberi hukuman fisik. Naasnya, siswa tersebut adalah anak dari seorang camat yang neneknya adalah anggota DPRD. Jadilah persoalan ini ajang unjuk kekuasaan yang semakin membuktikan bahwa penguasa berhak menentukan apa pun dan kekuasaan yang seharusnya melindungi masyarakat justru menindas masyarakat. Polisi, hakim telah menjadi buta atau dibutakan oleh "sesuatu" sehingga terinjaklah "Sang Oemar Bakri".
Guru tetaplah manusia biasa dengan perasaan peka dan bermartabat yang ketika terusik maka emosi tak terelakkan dan itu wajar terjadi pada semua yang berlabel "manusia". Tetaplah berjuang Oemar Bakri, mengajar dan mendidik anak bangsa agar kelak bangsa ini bermartabat meski semua itu tak pernah dihargai oleh siapa pun.

Utak Atik Blog

Udah dua hari terakhir aktivitas aku berubah. Klo kemarin-kemarin duduk depan komputer hanya baca-baca berita, chatting, atau sekedar maen game maka sekarang suasananya berbeda. Aku mengutak atik blog.
Sebenarnya Blog ini udah berusia lebih dari satu tahun, yaitu sejak Januari 2006 yang aku buat saat aku masih kerja di Makassar tepatnya di Makassar Cyber Education Center (MCEC) dan setelah berpindah tempat ke Parepare pada bulan Juni 2006 hampir tidak tersentuh lagi bahkan nama dan passwordnya sudah hampir lupa.
Nah, keinginan untuk menghidupkannya kembali tiba-tiba datang. Aku mencoba memperbaiki tampilannya. Wah... susahnya bukan main karena aku sama sekali gak mengerti bahasa html. Akhirnya pake sistem "coba-coba" maka jadilah seperti sekarang. Walau masih sangat sederhana tapi sbagai orang yang asing dengan bahasa html, bagiku itu cukup memuaskan. Smoga ke depan lebih baik lagi.