Tuesday, December 1, 2009

Ujian Nasional 2010 Tetap Dilaksanakan

Mahkamah Agung (MA) telah mengeluarkan keputusan bahwa pemerintah dalam hal ini presiden, wakil presiden, Mendiknas, dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dinilai telah lalai memenuhi kebutuhan hak asasi manusia (HAM) di bidang pendidikan dan lalai meningkatkan kualitas guru. Dengan keputusan ini semestinya pemerintah sudah bisa meniadakan Ujian Nasional.

Tetapi ternyata itu belum cukup kuat karena pihak Mahkamah Agung sendiri dalam amar keputusannya tidak secara nyata memerintahkan agar Ujian Nasional (UN) dihapus. Hal ini disebabkan karena tuntutan masyarakat sebenarnya bukan menghilangkan UN tetapi hanya meminta agar tidak menjadikan UN sebagai satu-satunya syarat kelulusan.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), M. Nuh memastikan UN 2010 tetap akan dilaksanakan dengan format yang berbeda. Kita hanya bisa berharap semoga format yang dijanjikan jauh lebih baik dan memenuhi prinsip keadilan dan bisa melahirkan generasi yang beradab. Standar nilai yang selama ini jadi momok menakutkan semoga tidak lagi menjadi beban pikiran peserta didik.

Sebagai insan pendidikan, kami hanya bisa berharap bahwa UN bukanlah satu-satunya penentu kelulusan karena masih ada kami para guru dan pihak sekolah yang mungkin jauh lebih berhak untuk menentukan kelulusan anak didik kami. Biarlah UN tetap berjalan jika sekiranya hanya digunakan untuk pemetaan mutu pendidikan meski nilai UN tidak bisa mengukur apa pun.

Pada tulisan sebelumnya saya menulis bahwa “Ujian Nasional (UN) 2010 mungkin ditiadakan”. Saya menggunakan kata “mungkin” dan itu terbukti bahwa UN memang tidak ditiadakan. Semoga saja keputusan MENDIKNAS adalah keputusan terbaik untuk dunia pendidikan kita dan melaksanakan sepenuhnya amar keputusan MA yang salah satu keputusannya menginstruksikan pemerintah, DEPDIKNAS dan BSNP untuk meningkatkan kualitas guru (proses), kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, akses informasi yang lengkap di seluruh daerah di Indonesia (internet). Untuk kita yang di daerah-daerah, mari menunggu kualitas guru, fasilitas, dan akses informasi akan sama dengan sekolah yang ada di ibu kota. Mungkinkah? Tidak ada salahnya bermimpi.

No comments:

Post a Comment